Gerakan 30 September atau G30S/PKI adalah salah satu peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia. Banyak penulis yang mengangkat tema ini ke dalam karya sastra, termasuk cerpen.
Contoh Cerpen G30S/PKI
Kisah Singkat G30S/PKI: "Di Balik Malam Kelam"
Malam itu, suara tembakan menggema di udara Jakarta. Sari, seorang ibu muda, berlari mencari suaminya, Ahmad, seorang prajurit yang baru beberapa bulan pulang dari tugas di perbatasan. Mereka baru saja kembali ke rumah setelah berbuka puasa bersama ketika kabar mengejutkan datang---para prajurit dikerahkan untuk operasi mendadak.
Sari mendengar kabar bahwa ada kekacauan di markas militer dekat rumah mereka. Ia bergegas keluar, melewati jalanan yang gelap dan sepi. Di sana, ia melihat para tentara dan warga yang berlarian ke segala arah. Wajah-wajah penuh ketakutan dan kecemasan tampak jelas di bawah cahaya lampu jalan yang redup.
Ketika Sari sampai di markas, ia dihentikan oleh seorang prajurit. "Anda tidak boleh masuk, Bu," katanya tegas. "Operasi sedang berlangsung."
"Suamiku ada di dalam," jawab Sari, suaranya bergetar. "Ahmad. Aku hanya ingin tahu apakah dia baik-baik saja."
Prajurit itu terdiam sejenak, lalu berbisik, "Ada penangkapan besar-besaran. Beberapa perwira diculik. Kami tidak tahu siapa saja yang terlibat atau apa yang sebenarnya terjadi. Pulanglah, Bu. Ini tidak aman."
Namun, Sari tetap menunggu. Ia duduk di tepi jalan, berharap Ahmad akan muncul. Jam demi jam berlalu, dan Sari mulai merasa putus asa. Tiba-tiba, di kejauhan, ia melihat sosok yang sangat ia kenali. Ahmad, dengan seragamnya yang lusuh, berjalan dengan langkah berat.
Sari segera berlari menghampirinya. "Ahmad!" panggilnya sambil menahan tangis.