RING ROAD NGAWI
Di kota ini aku mengenangmu
Saat paling istimewa
Saat getaran sarat rasa menghantam dada
merasuk demikian dalam
bukan saja di hati
Juga di nama dan tempat-tempat yang pernah kita lalui
Kota telah berbenah
Memoles dan memperkuat diri dengan beton-beton sebagai landasan laju roda-roda gila menembus jarak waktu
Atas nama ketergesaan ,kecepatan, dan kepentingan
Suara mesin meraung berpacu di ribuan kilo pertanda laju peradapan zaman semakin tua
menyisakan kenang diantara bulir air mata
menyisakan mimpi-mimpi usang dengan rasa yang berjuta
Sungguh,
Diantara runtuh dan berdirinya bangunan
pada kenyataannya engkau lebih indah dari semuanya
Engkau terasa hangat dalam peluk rindu
Masih kubaca singgahmu yang teduh
Masih bisa kudengar di sudut-sudut lama yang kian samar
Getar-getar asmara berdesir mengiris hati
Saat bagaimana kamu menguasai dan memenuhi seluruh isi kepala sesak tak bersela hingga mencedarai malamku dengan mimpi sisa rembulan yang muram
Wajah polos bening mata adalah janji-janji dari sekat hati diantara kedamaaian yang kupuja meski hingga detik ini aku tak pernah menjamah lentik jemari manismu,
Bersama debaran jantung yang liar
tanpa arah
Aku harus tertunduk dan terdiam menatapmu
Sungguh,
engkau kejam nenyesap seluruh indera hingga percakapan selalu kehilangan kata
Tempat paling indah, dimana aku merasakan tidak enaknya makan, susahnya tidur dan sulitnya lepas dari perasaan yang akhirnya keliru
Kekasih hati..
Kota kita berbenah adalah kesediaan dan pengorbanan..
Demikian juga kedatanganmu
Adalah rasa yang harus aku kenyam dan telan, sebagai energi menata hati,
menata hidup
Terima kasih penguasa hati
Dari mu aku berbenah...
https://youtu.be/Go38zOoWNDA
Suhawan tridoyo,
Ring road kota ngawi, 10012020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H