HATIMU
Aku lahir dari getaran sukmamu
selalu kuinginkan kamu
menjadi tempat harapku tempat pulangku
Karena merindukanmu masih sepanas matahari
Seindah senja yang sebentar lagi tertidur
Aku tak peduli dingin hatimu
Sedingin malam yang menembus tulang tulangku
Sepanas siang yang menghitamkan kulitku
Berpuluh kali
Selalu kunikmati rindu itu
Sepanjang perjalanan pagi hingga pagi
Sepanjang lembah dan gunung
Sepanjang bibir bibir pantai yang mulai gersang
Bergeliat berpose dari tempat teramai hingga tersunyi
Hatiku telah menjadi batu
tak peduli panas hatimu
yang tak sepakat dengan harap dan doa malamku
Keputusan hatimu telah membunuh
Segala keindahan cinta yang tak terpaut raga
Dan bayanganmu adalah tempat senyumku, gairah jiwaku
Juga amarahku
Suhawan tridoyo
Purwokerto
15 agustus 2018, 19:34
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H