Selama ini sisa hasil panen seperti jerami dan batang jagung sering dibakar. Selain Asap yang ditimbulkan, juga ada unsur hara yang hilang. Selain itu dengan dibakarnya biomassa tersebut maka kesuburan tanah semakin menurun, berdampak pada keberlanjutan produksi dan akan mempengaruhi kehidupan. Ditambah lagi dengan dampak terjadinya perubahan iklim pada suhu lingkungan yang semakin meningkat dan dapat berpengaruh terhadap mata pencaharian petani. sehingga perlu inovasi untuk mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Sebuah inovasi baru sedang mengeliat di Indonesia, MULSA TANPA OLAH TANAH. Petani - petani yang tergabung dalam Program Udara Bersih Indonesia dari 8 Provinsi saat ini sedang mempraktekan perbandingan berdampingan Mulsa Tanpa Olah Tanah vs Konvensional tanaman padi, jagung dan sayuran lainnya.
Untuk mempromosikan hal tersebut maka dilanjutkan dengan pelatihan untuk kader 2 udara bersih Indonesia. Setelah itu akan melaksanakan Sekolah Lapangan di Desa - Desa tersebut.
Di Sumatera Barat, inovasi Mulsa Tanpa Olah Tanah juga mulai menggeliat pasca pelatihan Kader Udara Bersih Indonesia angkatan pertama pada bulan maret 2022. Untuk mempercepat proses penyebaran inovasi ini, maka petani yang sudah dilatih sebelumnya akan melatih petani kader dua.
Pelatihan Pemandu Sekolah Lapangan Kader Udara Bersih Indonesia, diikuti oleh 80 orang petani yang berasal 37 Nagari dari 3 Kabupaten di Sumatera Barat : Dharmasraya, Solok Selatan dan Pesisir Selatan, yang dilaksanakan dari tanggal 23-29 Juli 2022 bertempat di UPTD Balai Pelatihan dan Penyuluhan Pertanian Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat.
Kegiatan ini di Fasilitasi oleh FIELD INDONESIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H