Lihat ke Halaman Asli

Buah Mangga Ngopi Dangdut (Catatan Menyongsong Seleksi Calon Direksi RRI)

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_266358" align="alignright" width="104" caption="PARNI HADI, buah karya Dewan Pengawas LPP-RRI (2005-2010)."][/caption]

"Buah Mangga yang jatuh, tidak pernah jauh dari pohonnya".
Meski tidak 100 persen akurat, "Analogi" diatas, sudah sejak lama digunakan sebagai "Alat Pengukur Asumtif" oleh para orang tua kita, dan hasilnya sangat meyakinkan, karena "Selalu Paralel" dengan kondisi "Buah Karya" seseorang yang di-analogi-kan.

Analogi "Buah Mangga Jatuh", juga dapat kita gunakan terhadap buah karya Dewan Pengawas LPP-RRI periode 5 tahun lalu (2005-2010), sekaligus untuk memprediksi buah karya yang akan dihasilkan oleh Dewan Pengawas periode sekarang (2010-2015).

Lima tahun lalu, Tim Dewan Pengawas pimpinan HENDRO MARTONO telah mempertontonkan kualitasnya.
Dengan segala kerendahan hati, ijinkan Penulis menyebut : "Mereka Orang2 Berkelas" dalam wawasan (Cakrawala Berpikir), Pergaulan eksternal dan Jam terbang, yang dikawinkan dalam satu Kuali "Wajan Dewas".
Salah-satu buah karyanya, adalah terpilihnya "Tim PARNI HADI" (Dewan Direksi periode 2005-2010), yang dihasilkan dibawah tekanan internal RRI.

Dari 5 (lima) anggota Dewan Direksi LPP-RRI (2005-2010) terpilih waktu itu, 2 (dua) orang diantaranya merupakan hasil tekanan internal RRI, 1 (satu) orang sebagai "Bedak Pemoles Wajah", dan 2 (dua) orang Direktur lainnya merupakan hasil "Lompatan Keberanian dan Kejelian".

Alamarhum Gun Sukmagunadi, (Dir. Administrasi dan Keuangan) dan Sunarya Ruslan (Dir. Sumberdaya dan Teknologi), adalah 2(dua) Direktur yang masuk kategori "Direktur Campur-Tangan" dan "Direktur Pokoknya" dari unsur RRI. Bahkan semula, kalangan internal RRI (termasuk sejumlah Kapala Cabang), mendesak agar Dewan Pengawas waktu itu memilih Gun Sukmagunadi (Alm) sebagai Dirut.

Tetapi, disitulah Dewan Pengawas yang di-ketua-i HENDRO MARTONO diuji. Meski mendapat tekanan yang luar biasa dari para pendukung Gun Sukmagunadi, mereka mampu melakukan Lobby agar Gun Sukmagunadi tidak terus dipaksakan sebagai calon Direktur Utama.

Pada bagian lain, Dewan Pengawas memilih BAYU NIMPUNO sebagai Direktur Layanan Usaha. Bayu yang Masih Muda, Tampan, Bersuara Bariton dan Lancar berbahasa Inggeris, diharapkan mampu menjadi "Bedak Pemoles Wajah RRI" yang waktu itu sedang coreng moreng. Ketika itu, Dewan Pengawas juga berharap Bayu Nimpuno mampu menjadi etalase untuk mengangkat citra RRI yang sedang terpuruk, karena kasus korupsi yang melibatkan Direksi Perusahaan Jawatan (Perjan) RRI.

Lalu, kondisi seperti apa yang melatari kesepakatan para anggota Dewan Pengawas LPP-RRI memilih PARNI HADI sebagai Direktur Utama dan NIKEN WIDYASTUTI sebagai Direktur Program Produksi waktu itu ?

Jawabanya adalah, kejelian melihat potensi sesuai kebutuhan dan keberanian mengambil keputusan.

Orang yang mencalonkan diri sebagai Dirut LPP-RRI waktu itu tidak hanya PARNI HADI. Rival kuatnya, adalah “AHMAD……….” (biasa disapa Pak PUNGKY), seorang pakar Marketing yang pada periode sama, juga terpilih sebagai Direktur Personalia PT. (Pesero) Jasa Marga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline