Takut Menang Malah Menang
Cing Ato
#GuruInspiratifMadrasah
#GuruBloggerMadrasah
#SpiritKehidupan
Waktu itu penulis hendak pulang dan sudah berada di dalam mobil, tiba-tiba sahabat guru menghampiri--beliau pernah mengikuti seleksi Anugerah GTK Madrasah Berprestasi tahun 2023 -- dan berkata kepada penulis"Cing coba kemarin ente ikut, pasti ente menang sampai tingkat Nasional," dengan kesungguhan beliau bicara seperti sangat yakin kalau penulis ikut seleksi Anugerah GTK Madrasah Berprestasi pasti menang. Penulis hanya tersenyum saja, sambil menimpalinya dengan ujaran bercanda"Nah itu, kekhawatiran ane. Kalau ane ikut, ane takut menang doang." Beliau tersenyum dan tahu kalau penulis suka bercanda.
Sebenarnya penulis belum yakin, mengingat persyaratan untuk mengikuti seleksi banyak sekali. Juga penulis kurang pandai menyimpan berkas-berkas seperti teman-teman guru yang lain. Penulis hanya ingin mengambil ilmunya saja, sementara sertifikat, piagam, dan data-data lainnya suka tercecer di mana -mana.
Alhamdulillah, sekarang ada smartphone bisa menyimpan data-data sehingga ketika dibutuhkan tinggal cari di dokumen atau galeri. Kebetulan di galeri bisa dibuat untuk menyimpan data-data berupa foto dan video sesuai dengan tema atau judul yang kita tulis.
September 2024, ada surat edaran dari kanwil kementerian Agama tingkat provinsi tentang persiapan seleksi Anugerah GTK Madrasah Berprestasi 2024. Diharapkan masing-masing madrasah mulai dari Raudatul Athfal, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah untuk mengirim perwakilan mengikuti seleksi Anugerah GTK Madrasah Berprestasi. Seleksi tersebut bukan saja diikuti oleh guru, tapi juga kepala madrasah, pengawas, pustakawan, dan laboran.
Penulis perhatikan juknis dan persyaratan, ternyata banyak sekali yang harus dipersiapkan. Penulis hanya terdiam saja tidak mendaftar. Kepala madrasah menghubungi penulis untuk ikut seleksi, penulis menolaknya sampai dua kali mengingat keterbatasan penulis. Penulis khawatir jika mengikuti seleksi pasti harus mengikuti pertemuan demi pertemuan. Dari alasan inilah penulis enggan untuk mengikuti karena keterbatasan masih menggunakan kursi roda. Khawatir kalau kebelet ingin ke toilet.