Aku Sesunggukan Di Bawah Lindungan Ka'bah
Cing Ato
#BelajarMembacaNovel
Sudah lama ingin membaca dan memiliki karya -karya Buya Hamka. Namun, dalam pikir mungkinkah terealisasikan, mengingat karya itu sudah terlalu lama (1930 M). Kemungkinan sudah tidak dicetak ulang. Tapi ada keinginan hati mencari karya beliau di toko-toko buku loakan yang berada di sekitar daerah pasar senin. Biasanya suka ada buku-buku yang sudah tak terjual di toko buku sekelas toko Gunung Agung, Gramedia, dan Wali Songo.
Mencoba berselancar di dunia Maya. Dalam pikir penulis apa si yang tidak ada di dunia maya? Apa saja juga ada. Tinggal tulis lalu klik. Maka, akan terhidang apa yang kita inginkan.
Berawal penulis mencari karya buku Ahmad Fuadi. Eh, mata ini melihat beberapa karya buku Buya Hamka. Langsung saja mencoba memesan satu buku dahulu, mengingat secara berbarengan membeli buku Ahmad Fuadi. Penulis memesan buku yang sempat film-nya penulis lihat, yaitu Di bawah Lindungan Ka'bah. Penulis sengaja ingin melihat seorang ulama menulis novel seperti apa isi dan gaya menulisnya.
Ketika sampai ke pangkuan penulis. Penulis berujar "Kok, buku novelnya tipis." Maklum biasanya buku yang penulis lihat tebal-tebal melebihi 200 halaman. Dua hari penulis baca di rumah dan madrasah.
Novel Di Bawah Lindungan Ka'bah ini menceritakan tentang percintaan dua orang anak manusia yang terhalang oleh tembok, karena status sosial ekonomi.
Berawal dari seorang anak yang bernama Hamid. Ia hidup dalam kesusahan setelah ditinggal ayahnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ia berjualan pisang goreng yang dibuat ibunya. Hampir setiap hari ia menjajakan dagangannya berkeliling kampung. Hingga ia melintasi jalan yang terdapat rumah besar lagi indah kepunyaan H. Ja'far seorang saudagar lagi dermawan.
Suatu ketika melewati rumah itu, ia dipanggil Mak Asiah istri H.Ja'far. Hamid pun menyodorkan dagangannya. Saat itu pula anak putri semata wayang ikut membersamai Mak Asiah.