Lihat ke Halaman Asli

Suharto MTsN 5 Jakarta

Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Terus Berbagi Tak Harap Dibekali

Diperbarui: 26 Agustus 2023   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dokumen pribadi 

Terus Berbagi Tak Harap dibekali

Cing Ato
#TerusBerbagiTakHarapdibekali
#KelasBelajarMenulisMTsN5Jakarta

Jum'at, 25 Agustus 2023 kegiatan literasi di MTs N 5 Jakarta dibuka kembali. Setelah penulis berhasil menghantarkan dan mewujudkan impian para siswa untuk menulis dan menghasilkan karya pada angkatan perdana tahun 2022.

Kegiatan perdana ini adalah murni berbagi tak harap dibekali. Melihat para siswa ada yang berhasil menulis sudah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi penulis. Bukan melihat besar kecilnya materi. Tetapi pada kepuasan hati.

Pada tahun pelajaran baru ini penulis mencoba membuka kembali kelas belajar menulis untuk angkatan kedua. 

Ada yang berbeda untuk tahun ini dari tahun sebelumnya. Kali ini penulis bergerak dilabeli sebagai pembina literasi. Tentunya cakupannya lebih luas lagi. Yang menjadi permasalahannya adalah sanggupkah penulis untuk melakukan semua tugas sebagai seorang pembina literasi di saat penulis dalam kondisi separuh daya, karena masih berkursi roda.

Rasa ingin menolak itu ada. Namun, berpikir kembali kenapa tidak dicoba dahulu kesempatan yang ada. Karena mengingat tak menjabat sulit untuk bergerak, apalagi pejabat terkait tak bersahabat dan tak memberikan tempat, sampai meminta pun tak ditanggap. Padahal ingin sekali untuk diajak memajukan dunia literasi yang lebih moderat.

Dengan berbekal payung hukum sebagai pembina literasi bebas bergerak. Diawali dengan membaca Basmallah melesat jauh melangkah, menerobos dinding-dinding penyekat pembatas kreatifitas.

Setelah perencanaan sudah dibuat tuk modal bergerak. Ada dua konsen yang menjadi prioritas utama, membaca dan menulis. Membaca dan menulis secara umum yang bersifat menyeluruh, melibatkan para guru dan wali kelas. Prioritas kedua, pelatihan menulis, menerbitkan buku, majalah dinding, majalah cetak, dan Elektronik Majalah.

Pada prioritas pertama, setidaknya para siswa-siswi mempunyai buku bacaan ringan baik fiksi maupun non fiksi dan atau juga sekolah/madrasah menyiapkan pojok perpustakaan kelas pada setiap kelas. Pada waktu-waktu yang ditentukan para siswa wajib membaca buku. Misal, 20 menit pada setiap jam awal pembelajaran dan atau juga membaca secara bersamaan di halaman sekolah/madrasah. Tentunya pada akhir semester atau akhir tahun menyerahkan resensi buku yang para siswa baca. Hal ini bisa dijadikan sebagai tugas tambahan dari guru bahasa Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline