Lihat ke Halaman Asli

suharni

Guru SMAN 1 Negerikaton

Mengapa Menjadi Guru?

Diperbarui: 4 Maret 2024   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi diambil dari grup WA kelas

MENGAPA MENJADI GURU?

Oleh Suharni

Dalam dunia yang semakin maju dan teknologi yang semakin berkembang dengan pesat, di sisi lain ada nilai-nilai yang semakin bergeser seperti nilai kepedulian, sikap gotong royong, adab dan etika pemuda, serta karakter-karakter baik berdasarkan nilai pancasila. Arus globalisasi yang menggerus adat dan budaya anak bangsa, keberagaman yang semakin beraneka rupa, teknologi yang mendominasi setiap lini kehidupan, mampukah anak bangsa menjawab segala permasalahan tersebut? peran pendidikan semakin menemukan tantangannya.

Guru, satu istilah atau panggilan yang diberikan pada sosok pendidik, sosok yang mempunyai tujuan mencetak generasi masa depan, satu pekerjaan yang begitu mulia hingga mereka dihormati dengan sebutan “pahlawan tanpa tanda jasa”.

Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, namun aku mempunyai harapan dan impian. Menjadi guru adalah impianku sejak kecil, cita-cita itu terinspirasi dari salah seorang guruku di tingkat SD dahulu yang mengajar dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Meski  orang tuaku hanya bekerja sebagai petani biasa namun hal itu tidak menyurutkan cita-citaku untuk menjadi seorang guru. Semangatku untuk terus belajar justru semakin berkobar, dengan harapan ingin memperbaiki nasib dan mengangkat derajat orang tua.

Selepas SMP aku “nekat” melanjutkan pendidikan SMA di kota, berpisah dari orang tua dan tinggal di rumah orang yang belum pernah aku kenal tiada sanak ataupun saudara. Tiga tahun sekolah di SMA berlalu dengan suka duka yang aku alami. Guru-guruku yang sangat berjasa dalam hidupku memotivasi dan mendorong semangatku hingga aku dapat menyelesaikan kuliah S1 dan berhasil lulus menjadi sarjana. Berbekal uang bea siswa aku mendaftar kuliah jurusan keguruan di UNILA. Suka duka, pengorbanan, kesedihan, kesulitan, dan perjuangan selama 5 tahun mengikuti pendidikan sarjana terbayar sudah takdir telah menjawab harapanku. Kesempatan untuk menjadi guru, seperti yang aku impikan telah terkabul”. 

Kisah tersebut adalah sebuah kisah nyata yang mungkin banyak orang yang mengalami dengan cerita yang berbeda, setiap orang memiliki kisahnya masing-masing. Meski pada kenyataannya, menjadi guru memang tidak selalu menjanjikan dalam hal ekonomi, akan tetapi banyak keberkahan yang di dapatkan seorang guru dalam kehidupannya. Hal tersebut apabila pekerjaan menjadi guru, mendidik siswanya, dan memberikan ilmunya dilakukan dengan niat yang ikhlas.

Seorang guru khususnya yang beragama islam, cukup kiranya sabda Rasulullah SAW :

seorang manusia yang meninggal akan terputus urusannya di dunia, kecuali tiga hal yaitu, amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa seorang anak yang sholeh”(Al Hadits).

Hadits tersebut memberikan motivasi bagi para pendidik untuk lebih menyempurnakan tugasnya dalam mendidik siswa karena memahami janji dari Allah SWT yang telah disampaikan melalui lisan Rasul-Nya bahwa ilmu yang diajarkannya selama masa hidupnya akan memberikan manfaat baik di dunia maupun di alam akherat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline