Fullday dan Tantangannya
By Suharni
Dokumentasi diambil dari galeri Sekolah
Berakhinya pandemi covid 19 memberi ruang bagi lembaga-lembaga untuk beraktifias secara normal seperti sebelum pandemi. Begitu pula sekolah sebagai lembaga pendidikan, yang sebelumnya diberlakukan pembelajaran secara daring (melalui online). Proses pembelajaran kini dapat dilakukan secara tatap muka sebagaimana mestinya.
Dibukanya pembelajaran secara tatap muka tentu membawa angin segar bagi semua pihak termasuk guru(pendidik) sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran. Hal ini, karena dengan sistem pembelajaran tatap muka guru dapat langsung berinteraksi dengan peseta didik. Guru tidak lagi dihadapkan pada kesulitan "menagih tugas" sebagaimana yang terjadi selama pembelajaran secara daring.
Bagi peserta didik sendiri, pembelajaran secara tatap muka ini merupakan kabar yang menggembirakan. Seperti diketahui bahwa selama pembelajaran daring berbagai kendala dialami oleh siswa dalam mengerjakan tugas. Berbaga kendala tersebut di antaranya seperti kendala sinyal, kuota yang harus selalu terisi. Kendala lain yang juga di alami peserta ddik adalah sebagian besar mengalami kesulitan dalam memahami sendiri suatu materi pelajaran yang dikirimkan secara online.
Dengan sistem tatap muka ini peserta didik dapat secara langsung meminta penjelasan ulang dari guru yang bersangkutan ketika ada materi yang belum dipahami. Selain itu, kesempatan untuk berdiskusi dan bekerjasama dengan teman sejawat terbuka lebar.
Dengan dibukanya pembelajaran secara tatap muka, kebijakan fullday pun kembali diberlakukan oleh sebagian sekolah. Tentu ada sisi positif dan negatifnya dari kebijakan fullday ini. Sisi baiknya, dengan fullday pendidik dan pseta didik memiliki kesempatan untuk beraktifitas di rumah lebih lama yaitu hari sabtu dan minggu sebelum memulai aktifitas pembelajaran kembali di hari senin.
Akan tetapi sisi negatif dari fullday ini juga menjadi tantangan tersendiri untuk semua pihak. Bagi peserta didik misalnya, aktifitas belajar dari pagi hingga sore hari di sekolah kadang menimbulkan kejenuhan. Godaan mengantuk, jenuh, bosan, dan capek terutama di jam-jam rawan yakni setelah lewat tengah hari, menuntut guru sebagai pendidik untuk lebih memahami kondisi ini. Menciptakan pembelajaran kreatif dan inovatif, menjadi tantangan bagi seorang guru, sehingga peserta didik dapat kembali bersemangat dalam belajar.
Terlepas dari semua kendala dan tantangan fullday, semangat belajar peserta didik harus terus ditumbuhkan. Cita-cita harus terus diperjuangkan. Begitu pula semangat mencerdaskan anak bangsa harus tertanam dalam jiwa pendidik.