Lihat ke Halaman Asli

Pemilu Bikin Pilu

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tahun ini merupakan tahun politik untuk Indonesia, terdapat satu agenda besar yang menjadi tonggak perubahan untuk kemajuan dan kemajemukan bangsa. Pemilu merupakan agenda lima tahunan yang dilaksanakan semenjak tahun 1955. Pemilu dipandang sebagai bentuk nyata dari kedaulatan yang berada di tangan rakyat serta wujud dari partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara. Pemilu dilaksanakan untuk memilih wakil-wakil rakyat yang nantinya akan mewakili aspirasi rakyat dibadan legislatif. Akan tetapi, pemilu 2009 dianggap sebagai pemilu terburuk yang dilaksanakan di Indonesia. Bagaimana tidak, pemilu 2009 tersebut sukses melahirkan rezim korup yang akhirnya merugikan Negara hingga Trilyunan Rupiah, para anggota legislatif lupa siapa yang memilih mereka dan apa tugas mereka sebagai wakil rakyat. Janji, wacana dan orasi yang mereka kumandangkan saat kampanye tidak terwujud dikala mereka sudah terpilih dikursi legislatif, janji yang akhirnya hanya menjadi omong kosong. Para legislatif hanya mementingkan kepentingan kelompok dan golongan dari pada mewujudkan aspirasi masyarakat. Dana yang seharusnya digunakan untuk rakyat justru mereka gunakan untuk berlibur keluar negeri dengan kedok studi banding. Mana kala mereka rapat yang ada hanyalah bolos rapat dan kemalasan. Akhirnya kebijakan yang dibuat hanya berpihak pada kaum kepentingan, bukan masyarakat. Bahkan tidak sedikit undang-undang yang dibuat untuk membuka peluang bagi investor baik asing maupun dalam negeri untuk membuka proyek di negeri ini yang akhirnya muncul permainan didalam proyek untuk memenangkan tender. Buktinya sudah nyata korupsi dimana-mana hampir semua fraksi dari partai politik terjerat kasus korupsi. Bahkan ditingkat daerah pun tidak luput dari korupsi. Inikah para wakil rakyat yang harus kita pilih? Wakil rakyat yang hanya bermewah-mewahan dengan memakan gaji buta yang digaji oleh rakyat. Partai yang sejatinya adalah sebuah organisasi justru tidak memiliki ideologi yang kuat sehingga mudah untuk diombang-ambingkan oleh pengendaranya yaitu para caleg. Partai yang mengusung slogan “Katakan Tidak Pada Korupsi” justru menjadi bintang dalam pagelaran legislatif. Dalam pemilu 2004 memang mereka memperoleh banyak suara, begitu pula di 2009 mereka kembali memenangkan pemilu, akan tetapi periode inilah yang membuat partai ini jatuh elektabilitasnya. Para fraksinya di DPR dan para menterinya terjerat kasus korupsi. Bicara pemilu 2009 memang tidak akan pernah habis dengan keburukannya. Pemilu yang diidam-idamkan memberikan perubahan justru memberikan kebobrokan pemerintahan. Korupsi sudah menjadi kebiasaan. Selain itu caleg yang terpilih saat itu kuat dugaan korupsi dilakukan untuk mengembalikan modal yang telah dikeluarkan saat Pileg dilakukan. Dalam hal ini apakah mahalnya nyaleg dan mahalnya pemilu yang menyebabkan korupsi ataukah memang kepribadian caleg tersendiri kita tidak tau. Pemilu yang lalu memang membuat rakyat Pilu. Akan tetapi kita harus optimis dalam menghadapi pemilu ditahun ini, optimis untuk perubahan Indonesia yang lebih baik lagi. Langkah awal yang harus kita lakukan adalah menjadi pemilih cerdas, cerdas untuk mengetahui sepak terjang serta kepribadian caleg-caleg dipemilu tahun ini. Jangan sampai Caleg yang akan terpilih di Pileg tahun ini kembali menjadi korup dan jauh dari ekspetasi masyarakat. Sebagian besar peserta pemilu di tahun ini adalah para pemilih pemula yang masih tabu akan pemilu, akan tetapi harus disadari bahwa kita yang pemula adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa jadi sudah sepatutnya kita menjadi pemilih yang cerdas kawan demi Indonesia yang lebih baik dan berharap pemilu mendatang tidak semahal saat ini. Ingat jangan Golput, satu coblosan bisa menentukan masa depan bangsa. . .God Bless

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline