Ketika pertama kali mendatangi rumahnya, Bapak Andreas, seorang lansia berusia 71 tahun, berjalan agak pincang menyambut saya di ruang tamu. Dari jauh saya bisa melihat dengan jelas dua luka agak hitam kecoklatan menganga di hampir sepanjang kaki kirinya.
"Saya tinggal sendiri di sini." Bapak Andres bercerita dengan mata berkaca-kaca. Ia sudah berumah tangga sejak lama tapi tidak dikaruniai anak dan istrinya telah meninggal dunia 4 tahun lalu.
Saat itu ia berjuang sendiri untuk bertahan hidup sehari-hari; tetap bekerja keras tanpa mempedulikan lukanya yang tidak kunjung sembuh. "Puskesmas terlalu jauh," ia beralasan seperti itu ketika ditanya perihal perawatan luka.
***
STIKes Maranatha Kupang memiliki program inovasi dalam bidang akademik yang bernama: Mahasiswa Berkelas. Program ini diimplementasikan dalam kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga.
BERKELAS merupakan sebuah akronim dari: Bersama Keluarga, Sejahtera atau Bersama, Keluarga Sejahtera. Jadi, Mahasiswa Berkelas merupakan program yang memberi peluang bagi mahasiswa untuk belajar langsung bersama keluarga yang mengalami atau berpotensi memiliki masalah kesehatan. Pada kesempatan yang sama, keluarga sasaran pun ikut berproses bersama-sama dengan mahasiswa untuk belajar bagaimana menerapkan hidup sehat dalam lingkup keluarga. Itulah makna dari fraksa bersama keluarga.
Lalu apa yang dimaksud dengan sejahtera? Kata sejahtera dalam konteks program tersebut tidak hanya berfokus pada status sosial ekonomi, tapi juga sejahtera dalam urusan kesehatan. Pendek kata, program Mahasiswa Berkelas diharapkan mampu mendukung kondisi keluarga yang lebih sejahtera dalam bidang kesehatan.
Perbedaan praktik keperawatan keluarga biasa dengan program Mahasiswa Berkelas terletak pada tempat tinggal mahasiswa selama masa praktik. Biasanya, mahasiswa tinggal di sebuah posko yang ditentukan, lalu melakukan kunjungan pada waktu tertentu ke rumah keluarga sasaran.
Beda dengan Mahasiswa Berkelas. Mahasiswa tinggal bersama dengan keluarga sasaran selama masa praktik. Situasi ini memungkinkan mahasiswa bisa mengenal lebih dekat masalah keluarga dan keluarga juga bisa lebih leluasa bertanya perihal masalah kesehatan pada mahasiswa.
***