Lihat ke Halaman Asli

Saverinus Suhardin

Perawat penulis

Rokok Elektrik: Menyelesaikan Masalah dengan Masalah

Diperbarui: 12 Juni 2023   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya sudah hampir 13 tahun terbebas dari belenggu candu merokok dan tidak terlalu tertarik mengikuti perkembangan produk rokok. Tapi, begitu pada suatu hari saya melihat seseorang mengeluarkan kepulan asap putih-tebal-wangi yang diisap dari sebuah benda kecil mirip korek gas, saya akhirnya penasaran mencari tahu jenis kereta api uap apakah itu yang bisa dimasukkan dalam mulut?

Kelak saya pun tahu itu "vape" yang dalam KBBI didefinisikan sebagai berikut: Rokok elektrik yang berbentuk seperti pena, terdiri atas baterai cas ulang dan tabung isi ulang berisi cairan, kadang disertai pipa untuk mengisap, dapat dipakai berkali-kali, tersedia dalam berbagai rasa.

Meski saya mantan perokok yang terus berusaha mengembangkan pikiran negatif mengenai segala macam produk rokok, tapi begitu tahu ada rokok elektrik yang disebut vape, saya akhirnya penasaran untuk mencari tahu mengenai produk tersebut.

Terus terang, terlepas nanti bagaimana manfaat dan kemudaratan alat baru tersebut, bagi saya ia tetap layak disebut sebagai inovasi yang patut diapresiasi.

Kehadiran e-rokok itu menambah koleksi hadirnya berbagai inovasi dari pola konvensional menjadi lebih modern. Kita tahu di Indonesia telah banyak program yang dikonversi lebih canggih seperti itu, sebut saja misalnya e-KTP, e-toll, e-commerce, e-book, dan ragam e lainnya.

E-rokok adalah temuan yang patut diapresiasi. Para penemu atau penggagas ide hingga akhirnya terbentuk produk yang berfungsi sesuai harapan adalah orang-orang yang patut mendapat penghargaan.

Mereka, para penemu tersebut, telah mendedikasikan waktu-pikiran-tenaga untuk menghasilkan temuan baru yang awalnya dianggap membantu kehidupan manusia. Saya kira kita semua sepakat, bahwa seluruh program inovasi awalnya diniatkan untuk menyederhanakan kerja manusia.

Rokok elektrik pun demikian. Setelah saya membaca beberapa penelitian terkait sejarah penggunaannya, saya temukan banyak studi yang dilakukan di Amerika. Karena itu saya menduga, inovasi ini bermula dari sana.

Secara umum, hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa vape awalnya diniatkan untuk mengurangi kecanduan orang yang merokok konvensional. Artinya, kehadiran vape bisa mengurangi frekuensi rokok.

Harapannya, setelah kebiasaan rokok konvensional bisa berkurang, maka orang tersebut bisa berhenti total untuk merokok. Vape juga awalnya dianggap aman sebagai pengganti rokok biasa karena asapnya bukan hasil pembakar dan tidak mengandung nikotin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline