Lihat ke Halaman Asli

Saverinus Suhardin

Perawat penulis

Perkakas untuk Penulis

Diperbarui: 3 Juni 2023   05:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pekerjaan penulis/jurnalis (Sumber gambar: Lukas Bieri from Pixabay)

Sejak dulu, pekerjaan wartawan maupun penulis pada umumnya telah diidentikkan dengan idiom kuli tinta. Entah bagaimana riwayat ungkapan itu bisa tercipta.

Saya menduga, barangkali pada masa idiom itu terbentuk, alat utama yang dipakai jurnalis atau penulis adalah pena dan kertas. Pena tentunya membutuhkan tinta, sehingga pekerjaan itu bisa dibilang sangat dekat dengan tinta. Maka sudah tepat disebut kuli tinta.

Apakah idiom itu masih relevan ketika jurnalis atau penulis saat ini sudah jarang menggunakan pena dalam pekerjaannya? Sepintas yang saya amati, jurnalis saat ini sudah terbiasa menggunakan alat bantu digital.

Kebetulan Kamis (01/06/2023) kemarin saya berkesempatan mengikuti sebuah kegiatan bertajuk: Workshop Digital Fundamental Tools for Journalists. Kegiatan itu diselenggarakan oleh AJI (Aliansi Jurnalis Independen) untuk jurnalis yang ada di Provinsi NTT.

Saya mendapat informasi pelatihan daring itu dari akun media sosial salah satu narasumbernya: Irfan Budiman. Irfan adalah pemimpin redaksi (Pemred) muda di salah satu media daring populer di NTT: detakpasifik.com.

Sebagai salah satu pembaca setia detakpasifik.com, saya mengenal beberapa kru media yang sering menurun analisis situasi terkini di NTT tersebut. Termasuk pemimpin umumnya: Pius Rengka.

Berapa hari sebelumnya saya membaca unggahan Pius Rengka di FB-nya. Ia mengabarkan kalau Irfan Budiman akan mengikuti pelatihan di Jakarta yang diselenggarakan AJI pusat dan bekerja sama dengan Google News Initiative.

Sejak saat itu saya makin kagum dengan sosok Irfan. Ia masih muda, tapi sudah dipercayakan sebagai pemimpin redaksi sebuah media yang cukup berpengaruh seperti detakpasifik.com.

Maka ketika Irfan mengumumkan akan berbagi pengalaman tentang pelatihan yang ia ikuti tersebut, saya langsung mendaftar. Ia juga ditemani satu narasumber lain: Balqis Fallahnda.

Seperti Irfan, Balqis juga telah mengikuti pelatihan Digital Fundamental Tools. Balqis merupakan anggota AJI Bengkulu yang sehari-hari bekerja sebagai jurnalis Tirto.id.

Saat perkenalan awal, Irfan dan Balqis bercerita kalau kegiatan yang diperuntukkan untuk jurnalis NTT itu merupakan bentuk tindak lanjut dari pelatihan yang mereka ikuti sebelumnya. Mereka ingin meneruskan informasi penting itu ke sesama rekan jurnalis lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline