Lihat ke Halaman Asli

Saverinus Suhardin

Perawat penulis

Apa yang Dipikirkan Saat Bangun Pagi ?

Diperbarui: 22 Oktober 2015   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Setiap pagi, memikirkan kamu..."][/caption]

Semalam, saya menyaksikan ulang acara Mata Najwa via Youtube, edisi spesial satu tahun pemerintahan dengan judul: "Di Balik Dinding Istana". Secara umum, tayangan itu sangat informatif sekaligus inspiratif. Akhirnya saya bisa tahu, bagaimana hiruk-pikuk saban hari di Istana Negara; bagaimana kesibukan para staff kepresidenan maupun para menteri; bagaimana kalau Presiden menerima tamu dari negara sahabat; bagaimana beliau (Presiden) makan sehari-hari; bagaimana beliau memperlakukan tamu yang diundang makan siang bersama; bagaimana kalau 'blusukan' ke daerah-daerah; dan masih banyak banyak lagi.

Ada satu sesi wawancara yang sangat menarik bagi saya. Mbak Najwa yang mengajak Pak Jokowi ngobrol sambil berjalan di sekitar taman istana Bogor, bertanya soal aktivitas harian Bapak Presiden Joko Widodo.

"... Jadi, kalau bangun pagi, yang pertama dipikirkan itu seperti apa Pak ?"

"Heeemmmm..., harga pangan", tegas Pak Jokowi mantap.

"Harga pangan ?"

"Harga beras.., itu yang selalu mesti saya harus cek"

"Kenapa itu, Pak ?"

"Ya itu kebutuhan rakyat, kan ? Kebutuhan utama rakyat", tegas Pak Jokowi.

Jelas ya, apa yang dipikirkan Presiden saat bangun pagi ? Memikirkan kebutuhan dasar warganya. Terus kalau Anda ? Jangan sampai hanya cari-cari cara untuk menghina pemimpin sendiri. Boleh mengkritisi, asalkan tetap santun dan kontruktif. Bukan asal omong, sekaligus memberi solusi dan jadi bagian dari solusi. Sulit urus bangsa yang besar ini. (Kalau mau nonton acara Mata Najwa tersebut, klik saja link berikut: https://www.youtube.com/watch…)

Lalu, bagaimana dengan saya, apa yang dipikirkan saat bangun pagi ? Saya tidak mau muluk-muluk, yang saya pikirkan cuma kamu. Iaaaa...., kamu. Kaaaaammmmuuuuu. Kamu yang telah terpatri dalam alam bawah sadar. Kamu yang selalu menjadi bunga mimpiku. Kamu yang selalu membayangiku setiap waktu. Kamu yang menjelma dalam oksigen yang kuhirup. Kamu yang telah menyatu bersama aku, dan membentuk kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline