Lihat ke Halaman Asli

Saverinus Suhardin

Perawat penulis

Makanan Berkelahi ? (01)

Diperbarui: 27 September 2015   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Janganlah kamu makan sembarangan, awas sakit perut", kira-kira begitulah Ibunda mewanti-wanti saat saya merengek dibelikan jajanan.

Masih teringat jelas, saat itu usiaku sekitar 7 tahun. Ibunda tidak mampu menahan rengekan saya agar ikut ke pasar. Cuaca panas di pasar Lembor membuat saya cepat haus. Cairan tubuh sudah banyak terkuras lewat keringat yang terkucur ditubuh, lalu menguap dalam teriknya matahari.

"Ma..., beli es", dengan suara pelan dan wajah memelas, saya memberanikan diri meminta.

Ibunda yang dari tadi sibuk belanja tidak mendengar. Atau mungkin sengaja tidak mendengar.

"Mmmaaaaaaa....", kali ini saya tidak mau jalan.

Ayo jalan ! Kamu kenapa ?

"Ae..., beli es !".

Dengan sabar Ibunda memenuhi keinginanan saya. Meskipun beliau sempat menasehati kalau es yang jual di pasar belum tentu sehat. Tapi, saya tidak peduli. Bagi saya, mengulum es batangan sangatlah nikmat.

Es sudah habis dalam genggaman saya. Saat melihat penjual pisang goreng, saya merengek lagi. Minta dibelikan sama Ibunda. Sekali lagi, dipenuhinya.

Kami memasuki di area jualan sayur dan buah. Saya melihat tumpukan mangga di sana. Duh...benar-benar menggoda.

"Mama..., mangga", mata saya melirik pada tumbukan buah yang dimaksud.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline