Lihat ke Halaman Asli

Saverinus Suhardin

Perawat penulis

Telo

Diperbarui: 24 September 2015   14:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nia telo dite Nana ? (Di mana 'telo'-mu bro ?)", tiba-tiba teman cewek bertanya. Kala itu, kami sedang SMP.

"Ho wa ye (Ada di bawah neh)", sambil mengarahkan pandangan mata ke bawah, saya menjawab sekenanya saja. Di depan saya, berdiri seorang teman lain, tepat 2 tangga lebih rendah dari tempat saya berdiri. Dia tampak berekspresi bingung mendengar pertanyaan cewek tadi, yang berdiri pada ujung tangga samping kelas. Waktu itu jam istirahat.

"Telo, teman 'lonto' maksudnya e...".

Kami tersenyum lega dan mencengir setelah mendengar penjelasan lebih lanjut teman cewek tadi. Makna kata 'telo' memang jamak. Artinya disesuaikan dengan konteks pembicaraan.

***

Telo, satu kata yang bermakna banyak. Bergantung di mana kita berada dan konteks penggunaan dalam percakapan sehari-hari. Di Manggarai-Flores, telo punya makna khusus, dan tidak perlu saya jelaskan di sini. Di Jawa, kurang lebih 2 tahun lalu, saya mengetahui dari lingkungan tempat domisili, ternyata telo adalah ubi jalar. Bisa jadi, di daerah lain, kata 'telo' ini bisa memiliki arti berbeda.

Dalam konteks khusus, -seperti pertanyaan teman cewek pada awal tulisan ini-, kata 'telo' merupakan akronim dari teman lonto. Teman sudah jelas artinya. Sedangkan 'lonto' adalah kata bahasa Manggarai, yang berarti duduk. Jadi, teman lonto sama artinya dengan teman duduk. Teman duduk semeja dalam kelas.

***

Mengenai 'telo' semasa sekolah menengah, kenangannya sangat mengesankan. Banyak cerita atau kisah dahulu yang selalu membekas dalam ingatan. Dari kisah tersebut, ada yang bermakna atau dijadikan bahan pelajaran hidup. Singkatnya, 'telo' bisa menjadi pegangan hidup.

Saat guru belum masuk kelas, bersama 'telo' kita bicara. Dari topik masalah pribadi hingga persoalan bangsa, atau sekedar gosip, semua dikupas tuntas. Tempat curhat saat dilanda masalah, partner yang setia mendengar. Kita bebas utarakan mimpi, bahkan yang absurd sekalipun, 'telo' akan mendukung selalu. Tidak ada celaan, semangat optimismenya terus digelorakan.

Saat jenuh dalam kelas, 'telo' menjadi penghibur yang tidak kalah dengan selebiti di tivi. Kita memukul-mukul meja untuk menghasilkan bunyi dentuman nada, lalu dia bernyanyi:
"Ada cerita, tentang aku dan dia, saat kita bersama, saat dulu kala...,dst".
Atau sebaliknya, dia menabuh meja untuk menghasilkan bunyi yang menyerupai nada lagu, lalu dengan semangat kita melantukan lagu:
"Sahabat sejatiku, hilangkan dari ingatan-mu, di hari kita saling berbagi... Dengan kotak sejuta mimpi, kau datang mengampiriku....dst".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline