Lihat ke Halaman Asli

Saverinus Suhardin

Perawat penulis

Menuju Puncak Bukit Kapur

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Saya masih teringat dengan cara Pak Azwar Anas (Bupati Banyuwangi) mempromosikan objek wisata di dearahnya, saat acara Kompas kampus di Unair pada 21 maret 2015 lalu. Menurut beliau, terjadi pergeseran gaya hidup pada hari-hari ini. Kelompok kelas ekonomi menengah ke bawah, cenderung mencari hiburan ke mall atau pusat perbelanjaan, tempat karaoke, diskotik, dan sebagainya. Sementara itu, kelompok ekonomi kelas menengah ke atas cenderung mencari hiburan dengan mengunjungi tempat-tempat wisata. Melepas penat dari rutinitas dengan menikmati indahnya daerah pengunungan, pantai, danau, dan wisata alam lainnya.

Apakah benar seperti itu ? Entahlah. Bisa saja benar. Bisa juga Pak Bupati tadi hanya menstimulasi agar banyak orang yang berkunjung ke derahnya. Apalagi di Banyuwanyi disinyalir memiliki obyek wisata alam yang beraneka ragam. Salah satu diantaranya yang paling terkenal adalah Kawah Ijen.

Akhir-akhir ini, saya sering diajak mengunjungi tempat wisata oleh teman-teman di kampus. Tidak ada yang mengajak jalan-jalan ke Mall, nonton film di bioskop, shopping, atau karaoke. Padahal, tinggal di kota sebesar Surabaya, paling mudah menemukan tempat hiburan seperti itu. Mungkinkah teman-teman saya sudah masuk kategori kelas menengah ke atas ? Hipotesis Pak Awar Anas perlu dipertanyakan dengan jelas.

 

JEDAH MASA PRAKTEK

            Sedikit informasi, “saya dan teman-teman” yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners (P3N) Fak. Keperawatan Unair. Selama 2 semester, kami menjalani praktek di berbagai tempat pelayanan keperawatan/kesehatan.

            Kemarin, hari Jumat, 5 Juni 2015 adalah hari terakhir pindah gerbong. Teman-teman yang sebelumnya praktek keperawatan maternitas, pindah ke stase keperawatan anak. Begitupun sebaliknya. Tidak ada waktu jedah yang lama, libur selama 2 hari (sabtu dan minggu) mesti dimanfaatkan dengan baik.

            Butuh hiburan. Tidak bisa dipungkiri, aktivitas praktek cukup menguras tenaga, sedikit menegangkan, juga melelahkan. Rileksasi saraf-saraf yang bekerja ekstra sangat diperlukan. Dan kata sepakat ditentukan, kami berwisata ke Bangkalan-Pulau Madura.

JEDAH DI JADDIH

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline