Lihat ke Halaman Asli

Saverinus Suhardin

Perawat penulis

Adaptable

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setiap menjelang malam, nyamuk menyerang. Secara bergerombol mulai keluar dari sarangnya. Jumlahnya tidak sdikit. Kalau diitung baik-baik bisa menembus angka ribuan. Tidak berimbang dengan sasaran yang mereka tuju, jumlahnya lebih sedikit. Malam ini misalnya, saya diserang sekitar ratusan nyamuk yang serang dari atas-bawah, samping kiri-kanan, pokoknya sari semua arah.

Coba serangga yang menjengkelkan itu berani satu lawan satu, sudah pasti sejak lama saya kalahkan. Setiap kali berhasil membunuh (dengan cara menepuk) 2 ekor, nampaknya muncul 4 ekor nyamuk baru. Perkembangannya sudah mirip amuba. Satu menjadi dua, dua menjadi empat, empat menjadi delapan, begitu seterusnya.

Ahh..,saya menyerah. Tidak mampu melawan mereka hanya mengandalkan cara manual/konvensional. Menepuk kedua dengan tangan sudah tidak efektif lagi.

Beruntung sudah banyak bahan/zat kimia yang katanya mampu secara efektif mengusir mereka. Bentuknya bermacam-macam. Merek dan cara promosinya juga beraneka ragam. Semuanya menarik, sampai bingung juga, mana pilihan yang paling tepat.

Malam ini, saya coba menggunakan penolak nyamuk jenis lotion. Tidak perlu saya sebut mereknya, nanti dikira sudah jadi bintang iklan.

Setelah melumuri lotion tadi, saya merasa sudah nyaman. Saya membayangkan efeknya seperti iklan yang mereka gembar-gembor di TV. Dengan penuh percaya diri, saya kemudian mengumpat, "Hmmmm, silahkan kalian datang lagi kumpulan nyamuk nakal. Kalau tidak langsung tewas, minimal kalian bisa mabuk atau teler dengan lotion ini".

Saya senang. Merasa menang dan bangga. Kini tidak ada lagi nyamuk yang berani mengganggu. Serangga nakal itu terlihat tidak berani hinggap lagi di permukaan tubuh manapun. Bagus, lotion penolak nyamuk cukup efektif. Saya kemudian mulai membaca status atau tulisan teman-teman di FB dengan nyaman.

Baru saja 2 menit berlalu, kaki kiri terasa gatal. Dengan perlahan saya perhatikan, ternyata ada sekitar 5 ekor nyamuk bertengger di sana. Perutnya terlihat membuncit, nampak berwarna kemerahan. Itu menandakan, sudah sejak lama mereka menghisap darah.

Saya murka. Dengan sigap saya pukulkan tangan dengan keras. "Aduh...", saya kaget sendiri karena pukulannya terlampau keras. Cukup sakit rasanya. Begitu melihat hasilnya, cuma satu nyamuk yang berhasil tewas. Amarah semakin memuncak, saya dipermaikan oleh serangga bandel yang disebut nyamuk itu.

"Hae.., nyamuk sekarang semakin bandel saja. Padahal baru saja diberi lotion penolak, ehh.., mereka malahan mendekat. Apa mereka tidak takut mati atau racun ?". Saya terus mengumpat sendiri. Memang sudah terlihat kurang waras.

Sementara saya menggerutu, tiba seeekor nyamuk terbang mengitari telinga. "Ngiunggggg...,ngiungģgg, ngiunggg", bunyi khas saat sayapnya mengepak sangat mengganggu. Saya kaget, dibalik suara itu, tiba-tiba terdengar seperti manusia berbicara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline