[caption id="attachment_364056" align="aligncenter" width="448" caption="Pembukaan Pelatihan Jurnalistik"][/caption]
Hari ini, bertepatan dengan perayaan Hari Pendidikan Nasional 2015, BEM Fakultas Keperawatan (FKp) Unair mengadakan kegiatan pelatihan jurnalistik. Kabar tentang kegiatan ini sudah lama beredar lewat akun media sosial. Bagi saya, kegiatan tersebut sangat menarik dan penting untuk dipelajari. Apalagi dengan adanya akun di Kompasiana dan blog pribadi lainnya, perlu untuk terus mengisi dengan tulisan terbaru.
“Apa motivasi Anda mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik ?”, itulah pertanyaan awal dari pembawa acara dalam sesi pembukaan. Jawaban bervariasi muncul dari peserta yang berasal dari berbagai kampus se-Surabaya. Ada yang bilang ingin menjadi jurnalis; ingin mengembangkan hobby menulis; mencoba aktivitas baru; mengisi hari libur; hingga jawaban yang paling jujur: ingin mendapatkan sertifikat sebagai syarat kelulusan nanti.
Saking antusiasnya para peserta yang hadir, saya tidak mendapat kesempatan menyampaikan pendapat. Itulah yang mendorong saya untuk menulis di sini saja, apa yang ada dalam benak.
Praktis dan Murah
Sejak menjadi mahasiswa di FKp Unair, saya selalu berusaha mengikuti kegiatan kemahasiswaan, apapun bentuknya. Paling sering yang diikuti adalah seminar atau pelatihan. Mengenai manfaat ilmu atau skill yang didapat, itu sudah pasti. Ada lagi yang lebih menggoda, selain praktis, HTM (harga tiket masuk) cukup murah bagi “kantong” mahasiswa.
Panitia berani memberi harga murah, (mungkin) karena sebagian dana operasional disubsidi oleh pihak fakultas atau universitas. Berbeda dengan kegiatan yang biasa dilaksanakan oleh pihak lain di luar kegiatan mahasiswa, biayanya relatif lebih mahal. Makanya, selama masih menjadi mahasiswa, saya akan selalu berusaha menghadiri setiap kegiatan ekstra-kurikuler yang ada. Pertimbangan ekonomis, selalu menjadi motivasi utama bagi saya. Mengenai manfaat pengembangan ilmu dan skill, saya meyakini akan mengikuti dengan sendirinya.
Menjaga Konsistensi Menulis
Kebiasaan berlatih menulis sudah sejak lama saya galakkan. Biar lebih terarah, saya sering kali mengikuti kegiatan penulisan di kampus. Saya buatkan blog dan menjadi member kompasiana sebagai media penyalur tulisan-tulisan yang tercipta. Kadang-kadang menulis “lepas” di facebook. Apa saja yang terlintas di benak, pasti saya tuliskan. Secara kualitas memang belum apa-apa, asalkan terus berlatih, berlatih, dan berlatih.
Kegiatan pelatihan jurnalistik yang saya ikuti hari ini menjadi penggenjot semangat, atau paling tidak menjaga konsistensi untuk terus menulis. Mendengar pembicara yang penuh semangat menceritakan keberhasilan lewat kegiatan menulis, memberi semangat untuk terus belajar. Konsistensi menjadi kunci utama menuju kemampuan yang lebih baik.
[caption id="attachment_364057" align="aligncenter" width="448" caption="Dekan Fakultas Keperawatan saat memberi sambutan dan membuka acara"]
[/caption]
Dari Teknik Wawancara Hingga Fotografi
Ada tiga materi utama yang dibahas dalam kegiatan pelatihan jurnalistik hari ini. Pertama, kami dibekali dengan teknik wawancara sebagai kunci utama dalam mencari atau menggali berita dari berbagai narasumber. Materi ini dibawakan oleh Bapak Khafidlul Ulum, salah seorang anggota tim redaksi Jawa Pos. Beliau sangat berpengalaman, terlihat sekali saat beliau mengulas setiap topik dengan lancar dan jelas.
[caption id="attachment_364059" align="aligncenter" width="448" caption="Sesi praktik teknik wawancara "]
[/caption]
Sesi kedua, kami dijejali dengan motivasi untuk membaca dan menulis. Iya, membaca dan menulis merupakan kegiatan yang saling berkaitan, mendukung satu sama lain. Menulis tanpa banyak membaca, menghasilkan tulisan yang “kering”, bahkan tidak mampu memulai sebuah tulisan sama sekali. Begitupun sebaliknya, membaca banyak tanpa menulis, akan menjadi sia-sia. Pengetahuan atau informasi baru yang baik dan berguna bagi banyak orang tidak tersebar memberi manfaat bagi sesama.
Pada sesi kedua tersebut, pemberi materi merupakan salah satu anggota Forum Lingkar Pena (FLP) wilayah Surabaya, namanya Ibra Maulana. Mas Ibra –begitu beliau sering disapa-, merupakan seorang pemuda yang berbakat, semangat, dan penuh optimis dalam menggerakan semangat membaca dan menulis. Kalimatnya tertata, intonasi suaranya khas, menggelora dalam memotivasi peserta pelatihan.
[caption id="attachment_364060" align="aligncenter" width="448" caption="Sesi motivasi menulis bersama Mas Ibra dari FLP"]
[/caption]
Sesi terakhir diisi dengan kiat fotografi khusus untuk kebutuhan jurnalistik. Pemateri merupakan salah satu anggota UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Fotografi Universitas Airlangga. Sebuah foto menjadi penunjang suatu tulisan menjadi lebih menarik. Ada yang mengatakan, suatu gambar atau foto memiliki seribu makna atau pesan yang disampaikan. Kami belajar bagaimana teknik mengambil gambar agar menghasilkan gambar sesuai dengan kriteria jurnalistik.
Itulah serangkaian kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 14.00. Banyak ilmu atau informasi yang didapat. Semangat dari pemateri juga menular secara perlahan kepada peserta, khususnya saya secara pribadi. Semoga konsistensi untuk terus belajar menulis dan aktivitas membaca terus dilakukan dalam hari selanjutnya.
Salam sukses, selamat membaca dan menulis....!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H