Lihat ke Halaman Asli

Kenang-kenangan Dari Kekasih Hati

Diperbarui: 13 Desember 2017   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

#KENANG-KENANGAN DARI KEKASIH HATI

Oleh: Suhardi

Tiada benda paling berharga dalam hidupku,  kekasih...

Selain benda-benda yang engkau tinggalkan sebelum engkau pergi dan tak pernah kembali.

Tersebab melalui peninggalanmu itu, engkau serasa hadir kembali, merengkuh dan berpeluk dalam kasih.

Andai ada hartawan dari seluruh penjuru mata angin hendak membelinya, niscaya mereka berpulang dengan tangan hampa, kekasih. Tersebab peninggalanmu tak terhingga dalam nilai dan harga. Andai ada penjahat dari ujung kota hendak merampasnya, kekasih. Maka lebih baik kuberikan nyawaku daripada peninggalanmu.

Tetapi ketika peninggalanmu direbut paksa kelompok durjana, sesat, pendosa dan dimukai oleh-Nya. Lihatlah mata kami, yang menetes ini bukan lagi air mata, tetapi darah putih. Hati kami serasa remuk-redam tak beraturan, perasaan hancur-sehancurnya. 

Bagaimana tidak, kekasih. Tempatmu berpijak untuk mi'raj mengambil hadiah untuk kami, yang kini terus kami gunakan lima kali dalam sehari. Juga tempatmu menghadapkan wajah ketika sedang menengguk, merengkuh kasih-Nya. 

Kini direbut paksa oleh kaum pencacimu, penistamu, pengkhianatmu, dan pembencimu.

Mereka akan menginjak-injak tanah berkah. Menjadi ibu kota mereka. Padahal tanah itu adalah ibu kota bagi aqidah kami, sepotong dari iman kami.

Apabila jalur negosiasi tak juga berbuah hasil. Meminta dengan kerendahan hati, justru muka dan iman kita diinjak-injak, diludahi seenaknya. Maka tak ada jalan lain, daripada satu kata, yakni: PERANG. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline