Pernahkan Anda merasa bosan sarapan roti dengan mentega? Atau Anda sudah nggak kepengen lagi makan pagi roti-bakar pake selai stroberi? Saya pernah mengalaminya. Saya bahkan mikir kenapa menu sarapan roti sepertinya tidak banyak variant-nya? Itu, itu aja! Bagaimana kalau kita coba bikin garlic bread sendiri di rumah, oke?
Garlic bread adalah roti bakar yang dibumbui bawang putih. Bahasa Indonesia kita belum mempunyai padan-kata yang lazim untuk istilah garlic bread. Untuk itu dengan perkenan rekan-rekan bloggers Kompasiana yang budiman, yang membaca posting ini, saya usulkan agar kita menggunakan kata padanannya dalam bahasa Indonesia yaitu, Roti Batih. Itu adalah singkatan dari kata Roti Bawang Putih. Dulu di restoran saya, pernah saya sajikan menu yang saya namakan Nasi Batih, yang artinya Nasi Bawang Putih. Nasi Batih ini adalah hasil modifikasi saya atas resep nasi goreng tradisional kita. Nah, mulai sekarang marilah kita menggunakan istilah Roti Batih yang artinya garlic bread yang biasa kita temui disajikan di restoran-restoran yang menawarkan makanan Eropa.
Apa saja yang harus kita siapkan untuk membuat Roti Batih? Pertama-tama tentunya kita harus menyiapkan roti. Roti ini bisa roti tawar biasa, atau kalau Anda mau, Anda bisa menggantinya dengan roti baguette (roti Perancis yang berbentuk tongkat) atau country bread yang segede bantal bayi. Kemudian Anda harus menyediakan juga mentega, parsley, lada bubuk dan bawang putih. Untuk memasaknya Anda memerlukan kompor biasa dan penggorengan yang beralas datar atau frying pan, yang biasanya mempunyai satu tangkai. Membuat Roti Batih sangat mudah, semudah membuat toast atau roti bakar biasa. Sebelum saya bahas tentang cara pembuatannya, mungkin ada baiknya bila saya berikan dulu beberapa tips pendahuluan tentang pembuatan Roti Batih ini. Bila Anda memiih roti tawar sebagai bahan utama, maka Anda tidak akan menghadapi masalah tentang ukuran Roti Batih yang akan dibuat. Tapi bila Anda memilih roti baguette atau country bread, maka Anda harus menetapkan ukuran yang Anda inginkan. Ketebalan roti bisa dibuat antara 1,5 cm sampai dengan 2,5 cm, sedangkan panjang atau lebarnya bisa Anda sesuaikan dengan piring dimana Roti Batih ini akan Anda sajikan nantinya. Kalau Anda menggunakan baguette dan menginginkan Roti Batih yang ukurannya agak besaran, iris baguette menyerong atau miring. Pastikan bahwa Anda bisa mengiris baguette atau country bread ini secara rata, dengan ketebalan persis seperti yang Anda maui. Bila Anda belum terbiasa hasilnya belum tentu rata. Mentega atau margarina bisa Anda pilih menurut selera Anda sendiri. Bila Anda memilih mentega atau butter, pastikan Anda memilih yang salted butter. Kalau Anda keliru membeli yang unsalted butter, maka Anda harus menambah sedikit garam supaya Roti Batih Anda tidak tawar. Sebagai referensi saya menyebut istilah mentega sebagai butter yang terbuat dari susu, sedangkan margarina adalah margarine yang terbuat dari bahan nabati. Untuk parsley, Anda bisa memilih antara parsley yang segar atau yang kering, yang dikemas dalam botol. Hasilnya tidak jauh beda. Tapi kalau Anda memakai parsley yang kering, sebaiknya diperciki air dahulu supaya kembali segar. Parsley adalah istilah dalam bahasa Inggeris dan dalam bahasa Belanda disebut peterselie, barangnya itu-itu juga. Kalau Anda menggunakan parsley segar, harus diiris-iris halus.
Pada prinsipnya, cara membuat Roti Batih hampir sama saja dengan membuat roti toast yang diolesi selai, tapi selainya diganti dengan “selai” khusus Roti Batih. “Selai” Batih ini dibuat dengan bahan-bahan antara lain, mentega atau margarina sebanyak 1/2 gelas-minum, 15 siung bawang putih diulek halus atau di blender, 1 sendok-teh parsley dan 1/3 sendok-teh bubuk lada. Cara membuatnya, letakkan 1/2 gelas-minum mentega (atau margarina) dalam piring atau mangkok besar, kemudian campur dengan parsley yang sudah diiris-iris halus, bawang putih yang sudah dihaluskan, dan 1/3 sendok-teh bubuk lada. Aduk rata dengan menggunakan sendok, atau garpu, atau pengocok telor (whisk) sehingga rata. Siapkan penggorengan alas datar diatas api sedang tinggi (medium high). Oleskan “selai” Batih ini pada satu sisi dari roti kemudian letakkan diatas frying pan tersebut menghadap keatas (sisi yang tidak diolesi mentega, menghadap kebawah). Setelah “selai” mencair dan meresap ke dalam roti, balikkan roti dan oleskan lagi “selai” Batih pada sisi yang lain. Setelah mentega cair dan meresap ke dalam sisi lain dari roti ini, balik roti sekali lagi untuk mematangkan bawang putihnya. Anda bebas menentukan lamanya roti diatas api, sesuai dengan selera Anda. Ada orang yang tidak suka bila rotinya dimasak sampai gosong, sementara saya suka sekali bila rotinya dimasak sampai berwarna coklat keemasan (golden brown). Puteri sulung saya malah selalu minta Roti Batih yang dimasak agak lebih gosong. Roti Batih akan terasa lebih nikmat bila didorong dengan minuman kapucino panas. Beli saja kapucino bubuk yang dikemas dalam sachet, pasti cocok dan sedap. Sisa “selai” Batih bisa kita simpan di dalam kulkas untuk pemakaian berikutnya. Sebelum dipakai ulang sebaiknya “selai” ini dikeluarkan dulu dan dibiarkan sebentar agar suhunya menyamai suhu ruangan. Mengolesi roti dengan mentega yang masih beku agak repot. Mudah-mudahan penjelasan ini cukup dimengerti dan gampang dipraktekkan. Saya akan senang bila rekan-rekan bloggers mau mencobanya dan memberikan komentar atas hasilnya. Selamat mencoba, bon appetit!
Jakarta, 7 Mei 2010
Suhandi Taman Timur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H