Lihat ke Halaman Asli

Sjahril, Susno, Gayus, Rame-Rame Naik Maskapai Asing!

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Posting ini saya buat di rumah setelah selesai ngobrol dengan teman-teman sembari nonton siaran berita di televisi kemarin malam. Kebetulan, waktu itu televisi sedang menyiarkan berita tentang penangkapan Susno Duadji oleh Propam Mabes Polri. Di dalam siaran itu, pengacara Susno, Henry Yosodiningrat bercerita tentang kliennya yang belakangan ini selalu dilanda rasa takut. Menurut kliennya, rumahnya sekarang diintai secara permanen siang dan malam oleh orang-orang berbadan tegap yang tidak dikenal. Kemana Susno pergi selalu diikuti oleh beberapa orang oknum berpakaian preman yang  berkendaraan sepeda motor. Susno bahkan kuatir bila dirinya sewaktu-waktu akan di “nasrudinkan”. Tentu saja maksudnya adalah bahwa “musuh-musuh”nya bisa saja mengirim beberapa penembak tersembunyi atau sniper yang bisa mengancam keselamatan jiwanya kapan saja. Ia tidak ingin mengalami nasib seperti Nasrudin Zulkarnaen yang dibunuh didalam mobilnya sendiri dengan tembakan di kepala dari jarak dekat. Dalam siaran itu saya tidak mendengar adanya pernyataan yang bermaksud mengatakan bahwa pembunuh misterius Nasrudin adalah “musuh-musuh” Susno saat ini.

Setelah memperbincangkan Susno yang ketakutan, obrolan dilanjutkan dengan pembahasan tentang cara-cara Susno berangkat ke Singapura, yang agak misterius. Sebagaimana diketahui bahwa pada siang harinya Susno masih dikerumuni oleh para wartawan usai pertemuannya dengan Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Pada waktu itu tidak seorangpun tahu tentang rencana Susno untuk langsung pergi ke bandara dalam rangka keberangkatannya ke Singapura. Dengan menumpang pesawat milik sebuah maskapai penerbangan asing, Susno bermaksud untuk memeriksakan kesehatan matanya disana. Seorang teman berpendapat bahwa pilihan Susno untuk naik maskapai penerbangan asing adalah agar tidak mudah diketahui oleh orang lain. Dengan kata lain, Susno sengaja memilih untuk tidak naik maskapai penerbangan nasional karena takut bisa dengan mudah diketahui oleh orang lain. Pendapat teman ini kami terima secara “aklamasi” karena kami semua berkesimpulan bahwa kepergian Susno ke Singapura kali ini memang sembunyi-sembunyi. Dan Susno tidak akan merasa aman bila pergi dengan maskapai penerbangan nasional. Kami mencoba untuk mengerti posisi Susno pada saat itu. Seandainya kita yang berada pada posisi seperti itu kemungkinan besar kita juga akan mengambil sikap yang sama.

Dari pembicaraan tentang maskapai penerbangan asing, obrolan kita kemudian melebar kepada kasus Gayus Tambunan dan Sjahril Djohan yang entah kebetulan, entah disengaja, juga bepergian dengan maskapai penerbangan asing yang sama! Kenapa tidak satupun dari “tokoh-tokoh” ini yang memilih terbang dengan maskapai penerbangan nasional? Salah seorang teman saya berkata bahwa mereka ini, Sjachril, Susno dan Gayus sadar bahwa mereka adalah orang-orang yang sedang mendapat sorotan masarakat dan juga sedang dicari oleh aparat. Oleh karena itu wajar bila mereka merasa aman berada di pesawat milik maskapai penerbangan asing karena makanan dan minuman yang disajikan di pesawat itu tidak mengandung arsenik. Loh, kok gitu? Wah, nyindir siapa ya? Maksudnya mereka takut “dimunirkan”? Ada-ada saja!

Jakarta, 13 April 2010

Suhandi Taman Timur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline