Aceh adalah salah satu daerah yang berlabel syariat Islam, setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyrakat berlandaskan syariat. Terlbeh pada bulan Ramadhan hampir diseluruh desa setiap malamnya sangat aktif, malai dari Isya berjamah, terawih hingga ngaji dengan memakai toa yang suara berhembusan diatas awan negeri syariat ini.
Sebahagian desa ada yang bemberikan toleran adat tersebut dilakasanakan hingga jam 12 malam selanjutnya bagi yang ingin melanjutkan ngaji di mesjid dipersilahkan memakai mic dalam mesjid saja, namun ada sebahagian mesjid yang masih pemudanya ngaji dengan mic toa luar misjid hingga waktu sahur, ini ada yang pro dan kontra namun pada masyarakat Aceh hal ini telah membudaya dan dianggap tidak emnggangu walupun satu dua pastinya akan ada yang merasa terganggu baik karena suara terlalu besar atau karena bacaan yang salah.
Setiap waktu sahur di Aceh selalu didengarkan baik dari para pemuda maupun juga ikut para orang tua dengan menggunakan pengeras suara sambil berkata " sahuuuurrr, sahurrrrr, hurrrr, dan dikuti dengan kasidah sahurrr seprti pada link ini :
Ketika waktu sahur dibangunkan dengannada yang indah sambil mengingatkan akan membuat para ibu ibu yang bangun akan melaksankana intruksi dari lirik nyanyi adalah hal yang sangat menyenangkan.
Viralnya lirik dari membangunkan sahur oleh pemuda yang dimotori oleh Nisfun Nahar pemuda Gampong beurawe Kota Banda aceh ini membuat beberapa artis Ibukota mencover lirik dan lagu mereka untuk dijadikan sebuah music dan lirik yang lebih menantang.
Seni membangunkan sahur yang terkenal di Aceh saat ini telah viral baik di Tiktok maupun youtobe. Sebenarnya banyak pentolan pentolan setiap desa berbeda cara membangunkan, ada juga dengan kasidah penyemangat , penulis teringat waktu masih konflik dulu kasidah saat sahur adalah lagu perjuangan dan penyemangatan untuk berjuang. (itu hanya kenangan masa dulu)
Sebagian desa masih ada juga yang melestarikan seni membangunkan sahur dengan melakukan "Peh Rapa'i Geleng". Rapa'i Geleng adalah alat musik tradisional Aceh yang dilakukan oleh sekelompok pria dengan iringan musik rapa'i dan syair syair nasehat Aceh. Syair itu diperdengarkan mellui mic toa untuk penduduk pada saat menjelang sahur yang bertujuan membangunkan warga dan menyiapkan menu sahur.
Kedua seni membangunkan sahur ini sangat populer di Aceh dan merupakan tradisi yang telah dilakukan sejak lama untuk membangkitkan semangat masyarakat Aceh dalam menjalankan ibadah puasa.
Penulis : Suhaimi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H