MIN 12 Nagan Raya. Mulai awal bulan oktober 2022 MIN 12 Nagan Raya kembali mengaktifkan piket guru di pintu gerbang tepat pukul 7.15 sudah berdiri hingga selesai melaksanakan kegiatan nol atau pagi sebelum memasuki kelas.
Kegiatan ini adalah sebagai tanggung jawab jiwa kesatria guru untuk membentuk karakter siswa yang disiplin dan beradab, saat memasuki madrasah mereka akan terbiasa dengan seyuman, sapa dan salam dengan guru dan teman sebaya, saat mereka terlambat akan menerima konsekuensi sebagai manusia yang taat aturan dan bertanggung jawab.
Ada beberapa cerita unik dari hal menyenangkan hingga menegangkan yang dialami oleh guru piket, beberapa hal yang menyenangkan ketika melihat para siswa yang baru datang ke madrasah dengan hati yang begitu gembira saat diantakan oleh orang tua dipintu gerbang, salam orang tuanya lalu menebar lambayan tangan, masuk disambut oleh guru dengan tos, salaman, hingga ada yang pelukan dari guru.
Hal yang menegangkan ketika sudah melewati jam 7.50 bagi siswa siswa yang telat datang mereka seperti hal nya siswa yang datang cepat disambut dengan gembira oleh guru dan pebuh dengan seyuman, ada sedikit perbedaan bagi yang telat diberikan sanksi hukuman mendidik seperti membaca, menghafal.
Disaat inilah ada beberapa orang tua yang belum terbiasa dengan hal yang demikian ketika melihat anaknya tidak bergabung dengan yang lain dan disuruh menghafal pancasila, ayat pendek atau matematika bilangan tambahan dll sebagai sanksi kedisplinan mereka sedikit kecewa dan ada yang murka dengan memperlihatkan keegoisan didepan anaknya, mengambil anaknya sambil marah marah kepada guru dan ada yang langsung membawa pulang karena tidak terima dengan aturan madrasah.
Pengalaman dari guru piket ini yang diceritakan kepada penulis menjadikan sebuah ironis bagaimana aturan dan kedisiplinan akan tegak apabila ada yang langsung memvonis dan melabrak peraturan yang jelas jelas adalah untuk mendidik siswa menjadi orang yang berkarakter, bertanggung jawab serta beradab. Apabila ada yang tidak setuju dengan aturan pada dunia pendidikan silahkan anaknya didik sendiri, jangan serahkan dilembaga tersebut atau cari home school untuk anaknya agar tidak ada aturan yang mengikat.
Mohon kepada orang tua yang demikian agar sedikit memperlihatkan etitut kerja sama yang baik dan saling mendukung dalam pendidikan karakter anaknya, marah marah depan anak, apalagi yang dicaci itu adalah guru yang mengajarkannya didalam kelas maka sungguh telah hilang satu keberkatan dalam pendidikan dan telah menghilangkan keberkatan dan kehormatan dirinya sebagai orang tua.
Tulisan ini ditulis untuk kita semua yang telah mempercayai sebuah lembaga pendidikan untuk mendidik anak anak agar menjadi anak yang berakter dan beritergritas, kawal peraturannya berikan solusi dan dukunglah kebaikan serta cegahlah keburukan yang berada baik pada guru maupun lembaga tersebut.
Semua menginginkan agar kedepan anak anak penerus bangsa ini menjadi anak yang shaleh dan shaleha, yang berguna bagi bangsa dan agama serta taat kepada orang tua, guru, agama dan negara, tidak ada yang menginginkan anak yang kita sayang selama ini kelak dewasa mereka menjadi begal, orang yang merusak, preman, koruptor, pencuri, pemalak dll yang akan membuat malu orang tuanya , malu gurunya dan malu kerabatnya yang saat ini mendidik dan menyayangi mereka dengan penuh kasih sayang. Dari itu mari kita jadikan contoh tauladan dan iringi setiap langkah mereka dengan selalu menghaturkan doa, Rabbii Habli Minas Shalihiin.
editor : Jurnalis infinite Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H