Lihat ke Halaman Asli

Suhaimi Arza

Guru, Dai dan Pemerhati Pendidikan

Gara-gara "Jin Buang Anak"

Diperbarui: 29 Januari 2022   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari ini di setiap sudut berita nasional maupun local banyak judul besar tentang "jin buang anak ". Kata kata ini sering didengar apalagi didaerah daerah  seperti Aceh, Betawi dan daerah lainnya. Bahasa ini di Aceh sangat familiar,  hampi serupa namun beda maknyanya seperti "beuh anak jin" (buang anak jin), peget aneuk jien (membuat anak jin) yang ungkapan tersebut keluar untuk orang orang  yang melakukan perbuatan tidak baik.

Konteks dari viral nya kata tersebut pasti membuat jin kurang nyaman karena selalu disalahkan, badahal belum tentu salah juga karena belum masuk perkaranya dalam meja hijau.  Apakah kata kata "jin buang anak" dapat dikatagorikan dalam hinaan?  Selaku warga negara yang baik kita tunggu  kabar mendatang dari para pakar ahli bahasa saat dipersidangan.

Unggahan video dari ucapan seorang yang sudah bisa disebut tokoh, karena apabila orang desa yang ucapkan demikian sungguh tidak akan viral seperti ini.  Edi Mulyadi, seorang wartawan yang sudah melintang puluhan tahun di dunia pemberitaan, sungguh ceroboh dan pastinya kepleset lidah saat  mengeluarkan stanment dalam  konferensi pers dengan ucapan yang demikian hingga membuat reaksi yang begitu gaduh dan luar biasa trendingnya dalam beberapa hari ini.

Permintaan maaf telah dilakukan, namun laporan akan tetap berjalan, hari ini Jumat 28 Januari 2022 Badan Reserse Kriminal Polri telah memeriksa Edy Mulyadi  beserta beberapa saksi lainya. kita nantikan kelanjutannya di episode yang akan datang bagaimana hasilnya.

Harapan kedepan semua warga Negara agar dapat menjaga stanment saat memberikan kritikan ataupun masukan kepada pemerintah. Kritikan itu perlu untuk membangun bukan menjatuhkan. Semoga masalah ini cepat terselesaikan , semua pihak harus mengutamakan rasa persaudaraan, kasih sayang, kedewasaan , saling memafaafkan dan tentunya untuk kang Edy Mulyadi adanya penyesalan dari ucapannnya tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline