Lihat ke Halaman Asli

halub©

Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

[Germentigjan24 #1] #27

Diperbarui: 11 Maret 2024   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

   Rumah pribadi, biar pun tipis kemungkinan anak itu ingat, atau penasaran siapa Ayah biologisnya. Peduli setan. Nateg Belysa memang terburuk yang pernah kutemui di dunia ini. Banyak bacot seperti bilang, "Berbakti kepada orang tua lah. Berilah kesempatan istrimu berbakti. Bersyukur kamu sudah dikasih anaknya."

   Ada beberapa hal kebabian yang membuat beberapa orang ikut terhasut lagi tertipu. Di antaranya adalah: membebal, membangkang, pembela kekeliruan itu sudah seperti tulang dan darah, menempel amat sangat erat!

   Yah, masalah mengarang-ngarang alasan tentu bukan suatu hal yang sulit. Kesalahan anak lebih banyaknya, bisa dikatakan 99,9% ditepuktangani. Jelas karakter, watak kebrengsekan jadi semakin lebih mudah meluas dan menyebar.

   Apa lagi budaya omong kosong bangsat: "Anak perempuan harus taat suami." Itu sih bacot babi yang 0 realisai! Anaknya selingkuh, membangkang, nilep uang, berdusta, bergaul bebas. Tetap saja slogan teranjingbabibangsatgobloknya: "Selalu menyayangi yang muda, mengayomi penuh kasih, sebab kita tak pernah tahu di detik mana dia akan berubah."

   Kecamuk pikiran Sukhpbkds menggila. Nateg Belysa! Selalu membawa petaka ke dunia fana ini!

   Dahinya berkerut. Dirinya bertanya-tanya, siapa orang itu? Berdiri, celingak celinguk di depan rumah. Hah! Apa enggak salah lihat! Itu kan Bibi Jariyya. Ngapain lagi pakai ke sini segala.

   Tentu Bibi tersenyum dan tak bisa kubiarkan mereka begitu saja di luar, terpaksa pula aku tersenyum untuk formalitas yang berbatas. 

   Pamulang, Ahad 280124, halub

06.27




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline