Apa lagi yang harus diurus. Terlalu banyak cara yang harus dipaksakan. Kelainan penjara masa lalu, kini, dan mungkin esok, atau lusa. Sukhpbkds menatap serius, jauh lebih serius dari sebelumnya. "Jangan pakai perantara. Urus saja sendiri biar kamu mengerti, inilah kehidupan, beginilah risikonya."
Agrrh! Inilah sisi memuakkannya dia! Beberapa hari yang lalu Sukhpbkds sudahe menegaskan kalau dia hanya pakai perantara saja. Tak ada yang lain. Kebenciannya terhadap keluarga Nateg Belysa telah terpatri begitu dalam tak terkira. Tak ada lagi bertatap muka dengan orang-orang yang ada sangkut pautnya dengan keluarga busuk itu.
"Apa keputusanku kemarin tidak cukup jelas, Yah?"
"Itu darah dagingmu, kamu harus betemu, jangan sampai nanti dia nanti ketika besar tak ingat sedikit pun tentangmu, atau bahkan nanti malah dendam kepadamu. Ayah macam apa kamu ini? Ayah tak mau anak Ayah begitu. Sebenci apa pun pada mereka, tujuanmu adalah anakmu." Celotehan ini makin kapiran, tak karuan.
"Ayah, semenjak baru pertama kali punya cucu seumur hidup, jadi sentimentil begini." Sukhpbkds terlihat lebih merilekskan tubuhnya, lebih merebahkan dirinya di kursi, kaki diluruskan. Huafft---pemuda itu menguap, bosan dengan gaya pendidikan orang tuanya, yang telah salah sejak lama.
"Ayah sedih dengan keadaan keluarga Ayah."
"Sama aku juga." Santai saja Sukhpbkds menimpali. Siapa juga yang minta dicampuri terus penyelesaian masalahnya, orang tua aneh.
Pamulang 270124, 21.13, halub
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H