.
Rumah dengan nuansa sederhana, tak banyak gaya, jauh dari kata mencolok, yang dikejar bukan tenar terkenal dan juga tersohor. Tapi hakikat fungsi dari rumah itu sendiri. Kalau mau diturutin, terus saja menghias rumah, merenovnya sampai semuanya habis; habis harta, habis nyawa, musnah semuanya baru berhenti, atau ketika sadar dipersilahkan untuk merevitalisasi segala kerusakan jiwa, itu pun kalau disediakan ruang untuk sadar.
Sukhpbkds termenung, rasa ngilu di hati kini mulai lagi sering berkunjung, kenangan demi kenangan terputar kembali. Mengingatnya saja membuat senyum datang. Tapi tetap, banyak rasa sudah dikecapnya, semakin bertambah usia, rasanya semakin ngeri rasanya.
Tak banyak yang tahu ruangan Rahasia yang anak itu, biarpun sudah berusia kepala tiga, tetap saja dipanggil "Nak." Oleh Ibunya. Tapi tidak dengan orang-orang yang baru kenal dengannya. Ukurannya 12,5 25 meter, di samping ruangan ada kamar mandi, rak buku kecil, kursi, meja, kompor serta perkakas lainnya yang mendukung, juga tempat sirkulasi udara yang sudah disiapkan agar tak pengap.
Di sana Sukhpbkds berkontemplasi, memikir dan merenungkan banyak hal. Kenangan-kenangan bersama Ayahnya dulu ketika baru pindah dari kota terdekat menuju desa terdekat juga. Permen karet yang dikunyahnya, tulisan berhadiah di huruf terakhir yang tak kunjung terwujud.
Jalan kecil yang di samping kanan kirinya empang, capung-capung saat itu masih sangat banyak sekali. Rasanya benar-tentram. Pepohonan pun masih terbilang liar berserakan, cukup sejuk jika di pagi dan malam hari.
Pmg, Sabtu 200124, halub 07.46, halub #Germentig
jan24
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H