Lihat ke Halaman Asli

halub©

Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

[Salah Mendidik #1] #12

Diperbarui: 12 Januari 2024   21:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Tak menyangka kalau keberpihakan ini segera hangus. Anak satu-satunya yang sudah lama dibentuk agar apa pun keadaannya tetap membelanya, kini, semua lenyap dalam sesaat. Apa lagi yang berharga di dunia ini kalau darah dagingnya sendiri saja berpaling darinya.  
   

Dimulai lah apa-apa yang sudah semestinya begitu. Ibu sudah mulai menampakan perbedaan sikap yang sangat kentara. Tentu hal itu dengan cepat terendus oleh Aban. Sukhpbkds pun merasakan itu. Tapi Ibu kali ini benar-benar tak mau bercerita sedikitpun pada anaknya.
   

Yang biasanya mereka bercerita apa saja, ikatan yang dulunya kuat, harmonis. Kini, seperti kena terjang badai tak diundang. Ibu merundung, meskipun dia tetap berusaha menutupi kehilangan besarnya. Jangan dikira, Sukhpbkds sudah besar, bahkan dia sudah resmi memangkas hubungan kekeluargaan dari pihak Nateg Belysa Palbat.
   

Keputusan anak lelaki itu mungkin terlihat aneh dan sulit diterima akal sehat, tapi baginya hanya itulah jalan yang bisa dan rasa mampu dilaluinya. Orang-orang menghujat? Ada. Yang membenci? Ada. Yang menganggapnya tak bertanggung jawab? Mana mungkin tak ada.
   

Setiap keputusan memiliki kepahitannya masing-masing. Mungkin itulah keputusan yang paling sanggup dipikulnya. Namun, Ibu lain, perubahan sikapnya menjadikan Aban dan anaknya jadi lebih sering menggelar pertemuan tertutup lagi tersembunyi.
   

Siapa yang sangka keadaan bisa berubah seperti cuaca, bahkan lebih kilat lagi. Ibunya sekarang benar-benar sedang mencari pembelaan dan pembenaran atas kelakuannya di masa lampau.
    Cireundeu-Ciputat-Tangsel-120124, halub 20.02.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline