Lihat ke Halaman Asli

halub©

Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

Rekayasa Terkutuk

Diperbarui: 23 Desember 2023   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: pngtree

Saking sudah terlalu tinggi kegelapan pada sosok ini, gelapnya berlapis, bahkan ada teknik tertentu agar suramnya kegelapan nampak seolah mengeluarkan cahaya.

Saat itu, beberapa pemuka agama berhasil didatangi oleh sosok yang mengerikan. Karena sudah terlalu tingginya kegelapan, aura seram bisa diredam, bahkan---sekelas pemuka agama pun kurang bisa mendeteksi kejinya dari tujuan kedatangan makhluk kejam ini.

"Saya minta do'anya Pak ustadz, ada amanah yang dipercayakan, sebenarnya pribadi ini tak berkenan. Tapi apa daya, mereka katanya, 'percaya.' Dengan cara saya bersikap dan memimpin." 

Dari raut muka, tatapan mata, bahasa tubuh. Semua seolah sungguh-sungguh tulus tanpa ada selipan bulus, apa lagi rekayasa terkutuk nan terselubung. 

Tidak ada sama sekali. Ustadz itu tak mampu mendeteksi apa yang telah disembunyikan oleh kegelapan yang berlapis dan begitu pekat itu. Sambil memberikan tasbih, parfum, serta dipegang dada si peminta do'a tersebut.

"Saya tak punya apa apa. Yang biasa menemani hari hari saya, ini lah tasbih dan parfum. Sebagai kenang-kenangan dan untuk perantara dzikir di jalan atau setiap lepas sembahyang nanti."

Dengan seksama, dia memperhatikan apapun yang keluar dari mulut pemuka agama itu. Seolah iya saja, seakan seluruh perkataannya diserap, akan diterapkan se---luruhnya. 

Orang-orang yang melihat kejadian itu pun terkesima. Seperti ada penarik fokus, yang membuat banyak orang lupa. Kalau kedatangan orang itu, adalah trik biasa, biasa busuk. Formalitas saja, pemanis dari semua kejahatan yang disembunyikan sesembunyi-sembunyi mungkin.

Cls, 231223, 19.34, halub




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline