Lihat ke Halaman Asli

halub©

Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

Kemudian Menjadi Hancur

Diperbarui: 8 Juli 2023   23:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: istock

   .

   Kehancuran bagi siapa pun yang menyandarkan kepercayaan juga panutannya kepada manusia manusia yang belum pasti mendapatkan 'keridaanNya', orang yang masih hidup belum aman dari fitnah, begitu juga sebab gelar 'Radiyallahu Anhu/Anha/Anhum' hanya gelar bagi yang sudah benar-benar Dia berikan garansi bahwa orang tersebut pantas menyandang gelar tersebut.
   Dari seluruh kehidupan dunia yang dijalani manusia begitu banyak pengalih fokus dari tujuan utama manusia itu diciptakan. Kebanyakan sudah tahu tujuannya untuk apa diciptakan di dunia ini, namun pengalih fokus ini pun kuat, lihai, bahkan sangat profesional sekali dalam mengalihkan kebanyakan manusia, tak terlepas siapa pun, kecuali orang-orang yang dirahmatiNya.
   Tentu jika kesadaran akan pengalih fokus ini tiada, apa lagi kalau bukan hancur dan kehancuran yang akan menimpa manusia tersebut. Sayang kalau sudah berlelah-lelah mengupayakan segalanya hanya untuk hidup nyaman, bahagia, dan tentram di dunia, tapi---ternyata kita harus berlindung di hari yang perlindungan sudah tidak ada lagi dari (segala kemungkinan buruk) yang ternyata sudah menunggu kita di balik rasa nyaman, bahagia, dan juga ketentraman yang begitu diupayakan, atau bahkan mungkin lebih dituhankan dari Tuhan yang sebenarnya (Na'udzu billah min dzaalik).
   Perlu kita ketahui penghancur-penghancur itu. SATU: permainan, kalau diartikan kata ini adalah pergerakan yang ada maksudnya atau tak ada maksud sama sekali, sekedar iseng-iseng enggak jelas saja. Atau bisa juga diartikan 'permainan' ini sesuatu yang bisa diperoleh kebaikan (manfaat) di dalamnya atau tidak memperoleh apa-apa dari permainan itu.
   Sedangkan yang KEDUA: sendagurauan ini adalah permainan itu sendiri, hanya saja permainan ini hanyalah permainan yang menyibukkan pemainnya dari apa-apa yang telah diwajibkan atasnya. Seperti yang termaktub pada kalamNya yang mulia surat At-Takatsur ayat 1,
 
 (Bermegah-megahan telah melalaikan kamu),
   Yang ini merupakan kecaman kepada hamba-hambaNya yang lebih menyibukkan diri dari hanya beribadah kepadaNya semata tanpa menyekutukannya, mengenalnya, kembali kepadaNya, lebih mendahulukan cintaNya dari sesuatu apa pun.
   Celakalah kalian dari yang telah disebutkan tadi. belum disebut bermegah-megahan jika belum bermegah-megahan seperti orang-orang yang bermegah-megahan, berbangga-bangga seperti orang-orang yang berbangga-bangga.
   Dari bermegah-megahan harta, anak, penolong, tentara (pasukan), pembantu, penghargaan atau penghormatan dan lain sebagainya yang hanya dimaksudkan untuk pamer antar satu dengan yang lainnya, bukan dimaksudkan ikhlash karena Allah semata (Tafsir As-sa'di).
   .
   Pamulang, Sabtu 8 Juli 2023, 22:39, halub.
   .
   Bersambung ke "KEMUDIAN MENJADI HANCUR #2".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline