Baru- baru ini pemerintah Indonesia melalui Menhan Prabowo Subianto berencana akan membeli kapal perang jenis fregat dari Italia yang berjumlah 8 unit. Perusahaan pembuat kapal perang asal Italia, Ficantieri, pun mengumumkan telah menandatangani kotrak kerjasama tersebut. Demikian dilansir dari kompas.com 11/06/21. Penguatan ketahanan negara secara militer memang sangat penting untuk menegaskan kedaulatan negara selain kekuatan ekonomi.
Negara yang memiliki angkatan militer kuat, punya daya tawar yang tinggi dalam diplomatik internasional. Negara lain yang punya niat mengganggu akan berpikir berkali lipat jika negara yang diganggunya punya militer kuat. Berbicara tentang kekuatan militer sebuah negara, ternyata Indonesia pernah memiliki kekuatan militer yang masuk jajaran terkuat di dunia.
Pada tahun 1960-an bisa dibilang masa kejayaan militer Indonesia. Saat itu Indonesia menjadi negara dengan militer terkuat di bumi belahan selatan. Kekuatan militer Indonesia saat itu terdiri dari deretan alutsista tercanggih dan terbaru buatan Uni Soviet yang tidak sembarang Negara memilikinya.
Angkatan udara Indonesia diperkuat oleh pesawat pencegat MiG 21 Fishbed yang memiliki kecepatan mencapai 2 Mach atau dua kali kecepatan suara. Sebagai hitungan matematis, satu kali kecepatan suara adalah 1234,8 Km/jam. Kecepatan pesawat MiG 21 Fishbed ini lebih cepat daripada pesawat-pesawat tempur buatan blok barat paling baru yang ada saat itu.
Selain itu angkatan udara Indonesia diperkuat juga dengan puluhan pesawat tempur canggih lainnya seperti MiG 17, MiG 15 dan TU 16 Badger A dan B yang merupakan salah satu Pembom Strategis paling canggih pada masa itu.
Angkatan lautnya pun tak kalah menakutkan. Indonesia memiliki 12 kapal selam kelas whiskey, sederet kapal perang dan puluhan helikopter . Inilah yang membuat Indonesia menjadi Negara dengan kekuatan militer terkuat di bumi belahan selatan.
Saat itu pembangunan kekuatan militer Indonesia secara besar-besaran adalah untuk menghadapi konflik Irian Barat dengan Belanda. Karena sampai awal dekade enam puluhan belanda masih menguasai pulau Irian Barat dan presiden Soekarno menuntut Irian Barat untuk dikembalikan kepada Indonesia. Namun jalur diplomasi saat itu sangat sulit. Belanda malah memperkuat angkatan militernya di sana. Namun setelah Indonesia membangun kekuatan militer secara besar-besaran peta kekuatan militer pun berubah dan Belanda memilih untuk melanjutkan jalur diplomasi untuk menyelesaikan masalah Irian Barat. Dan akhirnya Irian Barat kembali ke pangkuan Indonesia.
Di masa sekarang ini, dengan beberapa rencana pemerintah untuk pengadaan alutsista diharapkan dapat meningkatkan kulaitas kekuatan militer Indonesia. sehingga kedaulatan negara tidak mudah diganggu asing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H