Lihat ke Halaman Asli

Suhadi Sastrawijaya

Suhadi Sastrawijaya

Kemajuan Zaman Bermula dari Iqro

Diperbarui: 2 Mei 2021   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: umma.id

Ketika Rasulullah saw Di utus sebagai Rasul,  saat itu dunia dilanda kegelapan intelektual dan kegelapan keimanan. Beberapa peradaban besar dunia  mengalami kejatuhan. Misalnya saja peradaban  Yunani yang merupakan sebuah peradaban yang menghasilkan penemuan ilmu pengetahuan, filsafat dan sains. Namun orang-orang yang berada di sekitar peradaban Yunani kuno itu sedang terbelenggu oleh sebuah kredo yang kaku akibat jatuhnya peradaban  itu. ketimpangan bangsa Eropa dalam kehidupannya benar-benar terjadi. Ketika  nalar berpikir dan fitrah manusia sebagai makhluk yang berakal yang memiliki naluriah untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya, harus terbelenggu oleh konsep keyakinan yang taklid. Mereka hanya berkewajiban manut kepada para pemuka kaum mereka. Ruang berpikir seakan dihilangkan terhadap diri mereka. Hal ini terjadi hampir seribu tahun lamanya.

Hal yang mengerikan juga terjadi di asia, timur tengah dan di belahan dunia yang lain. Di jazirah Arab misalnya. Tatanan sosial yang tajam kebawah benar-benar terjadi. Saat yang kuat menindas yang lemah, nasib para perempuan yang mengenaskan bahkan jika melahirkan bayi perempuan haruslah dikubur  bayinya hidup-hidup karena dianggap aib, belum lagi mereka  telah berpaling dari tuhan yang maha esa dan menyembah berhala yang mereka buat sendiri. berhala-berhala itu mereka pajang di sekeliling kakbah tak kurang dari 300 berhala.  Namun  anehnya kecacatan sosial seperti ini mereka anggap sebagai nilai peradaban kuno yang terhormat.

Di dalam keadaan yang memprihatinkan itu. Rasulullah Saw, diembani sebuah tugas yang agung. Ditunjuk langsung oleh Tuhan pencipta semesta, Allah Swt. Beliau ditugaskan untuk menyampaikan sebuah agama yang mengesakan Tuhan dan menyadarkan umat manusia yang tengah berkubang dalam kejahiliyahan.  Dalam mengemban tugas ini Rasulullah dibekali kitab Al-Qur’an oleh Allah SWT, yang diturunkan melalui malaikat jibril. Wahyu pertama adalah surat al Alaq ayat 1-5 yang kata awalnya berbunyi Iqro. Kata Iqro ini sangat besar maknanya. Iqro adalah perintah membaca kepada umat manusia, yang tidak hanya memerintahkan membaca Al -Qur’an, memahami dan mengamalkannya tapi juga perintah membaca fenomena yang ada baik itu fenomena alam, sosial dan lainnya.

Turunnya kitab suci Al-Qur’an ini adalah sesuatu yang mengejutkan bagi masyarakat jahiliyah Arab saat itu dan merupakan sesuatu yang baru yang belum pernah dibicarakan oleh manusia sebelumnya. Saat itu orang yang pandai baca tulis di jazirah Arab sangat sedikit, dan memang jika dilihat di beberapa belahan wilayah yang lain, kegiatan membaca itu adalah sesuatu yang tabu bagi masyarakat biasa. Hanya para pendeta dan bangsawan  saja yang punya hak membaca. Namun ketika Allah memerintahkan membaca melalui Al-Qur’an dengan kata Iqro. Dan dengan disusul oleh surat dan  ayat-ayat yang lain yang saat itu mulai menjadi pedoman umat manusia maka perubahan besar bagi umat manusia pun terjadi. berangsur-angsur  kehidupan umat manusia membaik. Keadilan merata, tak ada kaum yang dirugikan. Islam datang benar-benar membawa perubahan yang lebih baik. Dengan kehidupan  yang  lebih baik itulah maka kesempatan untuk mengembangkan peradaban dan ilmu pengetahuan  terbuka lebar-lebar. Maka Islam memulai peradaban besar. Membangun kembali peradaban-peradaban yang telah hancur, menyusunnya menjadi sempurna  dari serpihan-serpihan peradaban yang hancur itu. Maka saat Islam sampai ke benua Eropa pada abad ke 8 M maka Islam mulai mengembangkan peradaban dan ilmu pengetahuannya di sana. Di mana saat itu Eropa  masih terbelakang. Mulai saat itu bangsa Eropa  mulai belajar kepada Islam dan mereka mulai membangun peradaban bangsanya sendiri. Maka  sejak saat itulah ilmu pengetahuan terus berkembang dan semakin maju hingga saat ini.

Sumber: intisari.id, kumparan.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline