Lihat ke Halaman Asli

Tulis Saja Dulu

Diperbarui: 15 September 2022   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menulis untuk memenuhi kepenulisan di setiap harinya. Tulisan ini, saya tulis karena saya memang ingin belajar untuk menulis. Jujur, saya tidak tahu apa yang ingin saya tulis. Tapi karena saya sudah komitmen untuk menulis setiap hari maka saya harus menulis.

Hari ke hari saya jalani, setelah menyelesaikan dinamika permagangan rasa-rasanya bingung ingin melakukan apa. Sebenarnya, saya memiliki kesibukan tetapi, kesibukan itu hanya ada pada malam hari. Maka, saya niatkan di waktu kosong saya mulai pagi hingga sore harus ada sesuatu yang saya tulis. Setidak-tidaknya 500 kata. Sebagai permulaan untuk terus menulis.

Motivasi saya untuk menulis sebenarnya tidaklah tinggi sekali. Saya hanya ingin tau, bisa, dan paham teknik kepenulisan yang baik dan benar. Ketertarikan saya dalam kepenulisan sebenarnya dimulai ketika saya melihat tulisan salah satu kakak tingkat saya yang tayang pada salah satu media. Hal itu tentu menjadi suatu pantikan bagi saya untuk mempelajari ilmu baru. Alangkah luar biasanya ketika kita bisa membagikan ide, gagasan, dan pengalaman kita untuk dibaca orang-orang.

Berbagai artikel dan video saya baca serta tonton sebagai landasan sebelum terjun di dalam kepenulisan. Namun, pada dasarnya dari artikel ataupun video tadi hanya menuntut kita untuk terus menulis saja; "Tulis Saja Dulu". Begitulah kira-kira.

Menulis sekarang bagi saya adalah sesuatu yang susah. Namun, saya percaya bahwa ketika ada keinginan, niat, dan usaha pasti semua akan mudah pada waktunya. Karena menurut para ahli, menulis itu bukanlah bakat tetapi sesuatu yang bisa kita latih selama kita ingin komitmen dan terus melakukannya.

Maka dari itu, perlahan demi perlahan saya coba untuk menulis menggunakan rasa dan apapun yang ingin saya tuliskan. Karena sejatinya, menulis dengan rasalah yang akan membuat kita lancar dan tidak blank terhadap apa yang ingin kita tulis

Teknik yang coba saya lakukan adalah berbicara dalam hati layaknya berbicara dengan gadget ini, sambil pula saya tuliskan. Rasanya enak ketika kita menuliskan sesuatu yang sudah kita pahami di dalam diri. Rasanya legah ketika kita menuliskan sesuatu yang ingin kita tuangkan, dan saya rasa menulis bukan hanya menuangkan ide dan gagasan. Jauh dari itu, melibatkan perasaan. Biar kayak dilan, hihihi.

Impian terbesar tentu ingin membuat buku, walaupun saya masih pemula tapi yaa masa impian hanya sekecil tai kuku. Kalo kata orang-orang mah bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh maka engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. Harapan saya, ketika saya memang belum bisa membuat buku setidaknya saya ingin memiliki tulisan yang layak di terbit kan di koran ataupun di media massa. Semoga saja ya. Doain.

Saya ingin menjadi seseorang yang bisa menginspirasi anak-anak negeri untuk terus berkarya. Ditengah krisisnya anak negeri yang suka membaca, saya ingin hadir ditengah-tengah mereka sebagai orang yang berbeda. Orang yang memiliki semangat tinggi untuk berkarya, menciptakan hal-hal baru, demi mewujudkan bangsa yang cinta akan literasi. Jika bukan kamu, siapa lagi?. Jika tidak di mulai, kapan lagi?. Saya ingin memulainya secepat mungkin.

Begitulah, sedikit rasa yang coba saya ungkapkan lewat tulisan ini. Semoga dengan keyakinan dan niat ini, saya bisa mencapai apa yang saya inginkan dan terus konsisten untuk menulis demi mencerdaskan diri sendiri dan juga orang lain. Semangat-Semangat! hihihi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline