DEWAN TRANSFORMASI KEBUDAYAAN NASIONAL
Opini ini kelanjutan dari “Revolusi Mental untuk Indonesia Hebat” (Kompasiana, 9 Agustus 2014) http://edukasi.kompasiana.com/2014/08/09/revolusi-mental-untuk-indonesia-hebat-679099.html
Joko Widodo memang hebat, setelah menulis gagasan visioner mengenai Revolusi Mental (Kompas, 10 Mei 2014), beliau mempresentasikan padangan Mochtar Lubis mengenai ciri manusia Indonesia yang kurang berdaya saing, yaitu munafik, enggan bertanggung jawab, feodal, percaya tahayul dan lemah karakter pada Muktamar PKB di Surabaya tanggal 31 Agustus 2014.
Dari sana terlihat jelas keyakinan Presiden Joko Widodo bahwa pembangunan manusia dan kebudayaan merupakan prime mover sekaligus tujuan menuju Indonesia Raya. Karena, sekaya apapun sumber daya alam sebuah negara dan sehebat apapun manajemen dan sistem pemerintahan tanpa dukungan sumber daya manusia dengan akar budaya yang kuat maka cita-cita menuju masyarakat yang adil dan makmur hanya sebuah utopia, angan-angan tuna makna. Sejarah peradaban dan realitas membuktikan bahwa negara dan bangsa yang unggul karena memiliki karakter manusia dan kebudayaan yang unggul pula (misalnya Jerman, Jepang, China, dll).
Untuk mengarahkan dan mengefektifkan implementasi visi Presiden Joko Widodo menjadi program kerja Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (termasuk Revolusi Mental) perlu dibentuk sebuah lembaga dengan (usulan) nama Dewan Transformasi Kebudayaan Nasional dengan Tugas Pokok sbb:
1.Menyusun master plan (road map) transformasi kebudayaan dan revolusi mental yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sekaligus meningkatkan daya saing untuk menjadi bangsa unggul, bangsa pemenang.
** Master Plan diformalkan dalam bentuk Keputusan Presiden (Keppres).
** Master Plan wajib menjadi pedoman dan arah bagi setiap kementrian khususnya terkait peningkatan kualitas SDM dan budaya kerja, termasuk reformasi birokrasi.
2.Menyusun kebijakan dan program strategis revolusi mental khususnya di dunia pendidikan.
** Basic character: jujur, disiplin, kerja keras, mandiri (independent), bertanggung-jawab, sopan-santun, kerja sama, religius dan nasionalisme.
** Intermediate character: cerdas, kreatif, inovatif, sinergi (gotong-royong), cinta sesama (toleransi) dan cinta lingkungan/alam.
** Advance character: kewira-usahaan, kebaharian, kesaling-tergantungan (interdependent)
3.Memantau implementasi program transformasi kebudayaan dan revolusi mental di Kementrian Pendidikan dan Kementrian lainnya.
4.Menyiapkan pidato kebudayaan Presiden pada acara tertentu.
5.Menulis di media massa atau media sosial dalam rangka sosialisasi dan kampanye transformasi kebudayaan dan revolusi mental atas nama Dewan Transformasi Kebudayaan Nasional.
6.Dan lain-lain
Adapun tokoh-tokoh yang tepat untuk mengisi Dewan Transformasi Kebudayaan Nasional adalah sbb:
Tambahan
Beberapa contoh program praktis Revolusi Mental:
1.Mendidik cinta tanah air (nasionalisme), cita bahari/maritim dan rasa syukur, misalnya:
a.Anak-anak SD-SMA setiap mau mulai belajar: Berdo’a dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri dan Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Sebelum bubaran sekolah menyanyikan lagu Syukur dan Berdo’a.
b.Wajib melakukan darma wisata ke pegunungan dan pantai (atau naik kapal laut)
2.Mendidik kejujuran dan disiplin, misalnya:
a.Di sekolah: membangun Kantin Kejujuran secara massive, menggalakan kembali Pramuka (buat permainan dan simulasi yang menumbuhkan sikap mental positif)
b.Di jalan raya: kampanye massive (billboard) untuk meningkatkan Disiplin lalu lintas:
Tulislah dengan kata/kalimat yang menyadarkan, misalnya: Anda Disiplin = Anda Terhormat; Tidak Disiplin = Tidak Punya Harga Diri; Tidak Disiplin = Bukan Manusia, Antri = Selamat dan Lebih Cepat, Antri = Menghargai Sesama = Menghargai Diri Sendiri; dan lain-lain.
3.Menumbuhkan Budaya Baca, misalnya:
a.Di sekolah: buat tugas membaca dan menceritakannya, dan lain-lain
b.Di masyarakat: membangun perpustakaan umum secara massive
Sekian dulu. Terima kasih.
Salam Revolusi Mental untuk Indonesia Hebat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H