Positif berarti baik, maju, berpengharapan, dan menyenangkan. terkait dengan hubuangan antara manusia selalu dicari hal-hal positif. Terkait dengan kepribadian dan perilaku seseorang yang telah meninggal dunia diteladani kebiasaan positifnya. Bahkan proses perdamaian dua pihak yang bertikai, perjuangan mencari kesembuhan dari suatu penyakit, dan perkembangan usaha-pendidikan-karier selalu menyenangkan bila diperoleh kecenderungan positif.
Tetapi tidak untuk kondisi gawat saat ini. Positif berarti buruk, muncur, menurun pengharapannya, dan tidak menyenangkan. Saat ini orang memilih negatif. Apapun yang harus dilakukan, diucahakan, ahkan dibeli.
Penularan korona yang begitu masif tidak pilih-pilih orang. Dan kali ini seorang ustad kondang dinyatakan positif. Berita seperti itu sebenarnya biasa saja. Kalau saja sosok tersebut bukan orang yang "kontroversial" jika menyangkut kinerja Pemerintah. Yang paling mutakhir ia meminta agar Presiden dan jajarannya lebih dahulu disuntik vaksin.
Permintaan yang bernuansa adanya ketidakpercayaan, prasangka buruk, dan ikut mendukung berbagai kabar miring soal pengadaan vaksin korona oleh Pemerintah itu mungkin harus disesalinya.
*
Diberitakan media, pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhid (DT), Kiai Haji Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym terkonfirmasi positif Covid-19. Beberapa waktu sebelumnya Aa Gym meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Ma'ruf Amin, jajaran menteri, hingga pimpinan parlemen menjadi yang pertama disuntik vaksin Corona.
Apa alasan Aa Gym? Supaya masyarakat percaya. dia manambahkan, barisan kedua yang disuntik yaitu petugas kesehatan. Nah, kalau sudah terbukti teruji giliran dirinya.
Aa Gym menilai akan ada masyarakat yang enggan divaksin karena khawatir akan efek samping jika sarannya ini tak dilakukan. Selain itu, Aa Gym siap menjadi orang yang divaksin asal pemerintah dapat memastikan keamanan hingga kehalalan vaksin Corona.
Luar biasa logika yang dikembangkan oleh Aa Gym. Ia seperti dengan sengaja menekankan bahwa Pemerintah sama sekali tidak bisa dipercaya. Padahal orang tahu belaka, sikap tidak percaya sekelompok orang terhadap Pemerintah itu antara lain dampak dari narasi-propaganda dan provokasi sejumlah orang tertentu; dan iaa termasuk barisan di belakang mereka.
Maka kondisinya kini berbalik. Aa Gym dan orang-orang yang selama ini merasa diri tak akan tersentuh korona, dan mungkin juga tidak membayangkan betapa menederianya orang-orang yang tertular virus itu (sebelum akhirnya banyak orang yang meninggal dunia), tidak akan terlalu mempedulikan ada atau tidak ada vaksin korona.
*