Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Cerpen | Kios Baru, Selingkuhan, dan Perang Berkecamuk

Diperbarui: 8 November 2020   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi - suasana kios-kios di dalam pasar - magelangekspres.com

Bagaimana rasanya menjadi Orang Kaya Baru alias OKB? Coba pandangi cermat gaya kekinian Yu Saripah dan Mujilah. Dua buruh gendong itu cepat berubah, sikap maupun penampilan. Tidak lagi sembarang berpakaian, kini rapi  dan tertata. Wajah berpoles, perawakan langsing, dan senyum menggemaskan.  

"Silakan singgah. Tertarik pada penjualnya? Satu orang masih ting-ting, satu sudah berpengalaman. Tinggal pilih. Ayo. . . , ayo, diborong, diborong. . . . Hakk. . . . eee!" seru Yu Saripah, dan diteruskan Mujilah menirukan suara Soimah seperti yang dilihatnya di layar tv.

Orang ramai lalu-lalang memperhatikan sepintas, tapi tidak mampir. Hanya tersenyum. Kemudian seorang ibu tua mendekat. Rupanya ada juga yang kenal pada Yu Saripah dan Mujilah. Kenal di pasar Gede mungkin. Ia berhenti bukan untuk membeli, tapi sekadar bertanya lantaran heran.

"Lho. . . , kalian sudah punya kios sendiri, ya? Wah, nggak nyangka."

"Alhamdulillah. Bu Salmah, ada rezeki nomplok. Jadi, ini kami belajar untuk berjualan sendiri. Siapa tahu kelak maju, bisa membeli kios di pasar Gede. . . . . "

Bu Salmah -nama ibu tua itu- mendekat, dengan wajah penasaran. Lalu berbisik: "Dibiayai calon suami, ya? Atau selingkuhan?""

Yu Saripah dan Mujilah tertawa bareng. Mengangguk-angguk, dan mengacungkan jempol. Keduanya punya prinsip, tidak baik mencederai pembeli, meski masih calon. Jadi keduanya tidak menjawab apa-apa.

Untuk mengalihkan pembicaraan, Mujilah cepat menawarkan dagangannya. Kerupuk udang, emping, kacang bawang, rengginang, ikan asin, gula merah, dan aneka oleh-oleh khas setempat, mentah maupun mateng. Bu Salmah membeli setelah Mujilah menawarkan murah, seperti harga modal. Tanpa untung. Yang penting ada pembeli.

"Terima kasih, sudah datang, Bu Salmah. Sering-sering belanja ke sini ya, Bu. Kami tawarkan harga spesial dibawah harga banderol. . . . . . !" ucap Yu Saripah dengan nada SPG professional.

"Kamu kok sudah pentes betul jadi pemilik kios.. . .  !" ujar Bu Salmah sambil mencubit lengan Yu Saripah. Lalu membayar sejumlah uang, dan berlalu dari kios baru itu.

*

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline