Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Oknum Brimob Ditangkap, Dua Senapan Serbu Jualannya ke KKB Intan Jaya

Diperbarui: 24 Oktober 2020   19:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Personel Brimob BKO bersiaga di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua. (ANTARA /HO-Humas Polda Papua)

Miris. Ya, itu satu kata sebagai ungkapan ngeri, takut, memprihatinkan, mengkhawatirkan, ironis, menyesakan dada dan entah apa lagi. Mungkin tidak tepat benar seperti itu.

Bayangkanlah, seorang petugas keamanan mestinya mati-matian melaksanakan tugasnya itu justru membantu pihak-pihak yang membuat keamanan diganggu dari waktu ke waktu. Dan itulah kelakuan seorang oknum Brimob. Oknum dari kesatuan elite jajaran Polri.

Apakah ia sendirian saja? Jawabannya, ya dan tidak. Tergantung penelusuran dan penyelidikan lebih lanjut. Miris. Pemasok piranti sangat vital untuk alat perang itu justru oknum penjaga keamanan.

Apakah Bripka JH

tidak pernah membayangkan, tertutup hati dan akalnya, setelah senapan terjual pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tidak akan memburunya dengan senapan itu? Apakah ia tidak berduka atas kematian rekan-rekan Polisi (dan khususnya Brimob) maupun anggota TNI akibat serangan KKB?

Dalam pemberitaan kasus itu disebutkan: 2 orang perantara jual-beli mengaku telah 6 kali melakukan transaksi serupa. Kalau setiap transaksi dijual 2 pucuk senapan. Berarti paling sedikit ada ada 12 pucuk senapan dimiliki KKB Intan Jaya.

Intan Jaya

Dua pucuk senjata tersebut ternyata senapan serbu jenis M16 dan M4. Bukan pistol atau senapan rakitan. Ngeri.

Dengan kata lain, Bripka JH dipastikan memiliki jaringan dalam pengadaan senapan tersebut. Patut diduga ada kerja sama busuk dengan petugas gudang senjata di institusinya. Atau, jangan-jangan ia punya jaringan dengan pedagang gelap dan penyelundup senjata api?

Karenanya penelusuran harus meluas ke pihak-pihak lain. Siapa tahu ada komplotan dari kesatuan lain.

Hal lain perlu dicermati, identitas Bripka JH harus ditutup rapat sampai kasus ini terungkap tuntas. Jangan sampai bocor, agar tidak memunculkan silang pendapat memperkeruh suasana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline