Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Teriakan dari Ladang Cabai, Jebakan Tikus Makan Korban

Diperbarui: 14 Oktober 2020   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Tribunnews/Surya

Listrik punya banyak peruntukan. Peran utamanya untuk penerangan, lalu bertambah banyak untuk menghidupan aneka perabotan rumah-tangga. Lama-kelamaan listrik menjadi kebutuhan primer, termasuk untuk kelancaran komunikasi. Alangkah senang dan terbantunya warga perkotaan hingga warga pelosok desa terpencil yang wilayahnya telah teraliri listrik.

Aliran listrik juga dapat digunakan untuk alat pembunuh. Untuk pelaksanaan hukuman mati, misalnya. Di desa-desa pertanian, salah satu cara memberantas hama tanaman menggunakan jebakan listrik. Celakanya, kerap jebakan itu bukan hanya memberantas tikus, melainkan juga membunuh orang yang pembuat jebakan serta keluarganya, maupun orang lain.

Di Desa Tambakrejo, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (12/10/2020) sepasang suami-isteri dan dua anak mereka menjadi korban jebakan tikus beraliran listrik tegangan tinggi. Mereka yaitu Parno (suami), Reswati (istri), dan kedua anak mereka, Jayadi dan Arifin. Keluarga itu sedang menyirami tanaman cabai pada malam hari.

Semula yang berada di ladang cabai hanya Parno, Reswati dan Jayadi. Arifin berada di rumah, lalu menyusul ke ladang. Reswati pulang lebih dahulu. Tetapi sampai malam ketiganya belum juga pulang. 

Reswati menyusul lagi ke ladang dan mendapati suami dan duanya anak tersengat listrik. Mungkin ia berusaha menolong, nyawanya pun ikut terenggut. Jasad keempat korban ditemukan warga sudah terlilit kabel listrik.

Malam itu empat teriakan dari ladang cabai terdengar. Saat ditelusuri ke sumber suara, warga kaget mendapati empat orang tergeletak tidak bernyawa. Saat itu juga warga langsung melapor kepada aparat pemerintahan desa dan ke kepolisian terdekat.

Dok: suarajatimpos

Jebakan di Ngawi Tewaskan 24 Warga

Di Ngawi, Jawa Timur, jebakan tikus menggunakan listrik juga membawa korban jiwa. Cukup banyak jumlahnya, yaitu 24 korban tewas dari 24 kasus. Data itu tercatat sejak awal tahun 2020 hingga bulan September lalu.

Padahal sejak lama penggunaan listrik untuk jebakan tikus telah dilarang Pemda setempat. Tetapi warga mengaku tidak punya pilihan lain.

Jebakan tikus biasanya dipasang melintang di tengah sawah, atau di pematang sawah. Gundukan tanah memanjang pembatas satu areal sawah dengan areal sawah lain itu biasanya juga digunakan untuk penjalan kaki (baik pemilik/buruh tani, maupun warga pengambil jalan pintas).

Jebakan tikus itu dialiri listrik pada malam hari, pagi hari berikutnya dimatikan. Namun, tak jarang si pemilik sawah lupa mematikan. Selain itu, keberadaan jebakan tikus tanpa disertai tanda peringatan/bahaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline