Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pagi Cerah, Salat Sunah Idul Adha Berjamaah, dan Nikmatnya Gule Ayam Berkuah

Diperbarui: 31 Juli 2020   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salat berjamaah - tribunasia.com

Pagi sangat cerah, hanya beberapa gumpalan awan, selebihnya langit biru. Subuh cepat berlalu, dan pagi seperti layar yang terbuka menyuguhkan keagungan dan keindahan alam awal kemarau.

Itulah yang saya tangkap dengan panca indera saya ketika berjalan perlahan ke masjid Azam di kawasan Cibadung Bandung. Waktu menunjukkan pukul 06.05 WIB. Udara terasa dingin, segar terasa di dada. Meski hidung dan mulut bermasker, tidak mengurangi kelegaan suasana pagi.

Saya berjalan dengan isteri. Para tetangga kiri-kanan pun mulai ke luar rumah dan berbondong menuju ke masjid. Dari kompleks perumahan kami mesti menyeberang jalan, lalu naik ke lantai tiga. Lantai ini belum beratap, dan masih dalam tahap pengembangan. Sedangkan para perempuan berada di lantai dua. Ada bagian atas yang hanya ditutup seng tebal, dan dibuka ketika dilaksanakan salat Idul Adha maupun Idul Fitri. Kali ini pun demikian keadaannya.

*

Tepat pukul 06.30 WIB belaksanaan salat sunah berjamaah Idul Adha didirikan. Bertindak sebagai iman dan khotib Haji Fatikhin, M.Ag yang juga ketua DKM Masjid Azam.

Sebelumnya, pengurus masjid Pak Marhadi melaporkan mengenai jumlah hewan korban yang terkumpul. Tahun ini agak berkurang jumlahnya (baik sapi maupun domba) dibandingkan dengan tahun lalu. Tahun ini kurban sapi 3 ekor, dan kurban domba 3 ekor.

Sambil menunggu Jemaah berdatangan. Baik kaum ibu maupun para bapak yang memenuhi tempat yang disediakan. Tentu saja jamaah teap mematuhi protocol kesehatan. Namun, ada beberapa orang yang tidak lagi mengenakan masker.

Padahal pengumuman masjid masih mengharuskan mengenakan salah satu piranti pelindung dari penularan virus corona itu. Adapun tiap jamaah tertib membawa sajadah sendiri dari rumah.

Salat sunah diawali dengan takbiratul ikhrom, dilanjutkan dengan takbir 7 kali. Lalu membaca Al Fatihah dan surat. Pada rekaat kedua dilakukan 5 takbir, lalu membaca surah Al Fatihah dan surat.

Khotib pada awal khotbahnya Khotib menyampaikan betapa banyak nikmat-karunia yang kita terima tiap detik dan tiap menit. Kita diperintah Allah bukan menghitung-hitung, melainkan menyukurinya. Caranya dengan iman dan takwa, melaksanakan apa-apa yang diperintah dan menjauhi apa-apa yang dilarang-Nya.

Pada bagian lain Khotib menguraikan hikmah dan semangat Idul Adhan. Pertama, yang meneladani keikhlasan nabi Ibrahim dan puteranya Nabi  Ismail. Betapa berat perasaan seorang ayah yang memiliki satu-satunya anak setelah sekian lama menunggu mendapatkan keturunan. Namun, karena keikhlasan dan ketaat kepada Allah SWT  tidak ada keraguan sedikit pun untuk melakukannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline