Aku rela tenggelam, dalam keruh air muara
andai saja
dapat kutemukan tubuhmu
masih dengan seulas senyum, yang lama
tak kaupamerkan padaku. Aku rindu.
Di pantai ini, entah berapa tahun silam
tiba-tiba saja
kamu menyambangi perahu
dan memaksaku ikut mengelilingi tanjung
lalu di tengah ombak besar kamu hilang.
Cerita itu selalu kuulang, kepada siapapun
yang bertanya, kenapa
betah sendiri
sedang usia merangkak terus kian jauh
dari kepala tiga, empat, lalu entah.
Masih kuingat sekilas pandang matamu sedih
kamu menyerah. Demi bakti
kepada orangtua
demi semua petuah tentang surga di telapak
kaki ibu. Gadis semampai itu merenggutmu dari sisiku.
Aku rela tenggelam dalam ombak besar
laut selatan. Tempatmu
suatu ketika dulu
menemui calon isteri, dan meninggalkanku
di sini. Termangu menunggu, serupa batu.
Sekemirung, 24-30 Juni 2019
Gambar: Batu belimbing :
Tengok juga tulisan sebelumnya:
mudik-tahun-ini-benar-benar-luar-biasa
kultum-subuh-hari-terakhir-ramadan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H