Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

(RTC) Menulis Puisi (Satu)

Diperbarui: 11 November 2017   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

african paintings|http://www.oilpaintingfactory.com

Aku lupa  cara menulis puisi, apa dari remah kata
atau dari ramuan rasa
meski acap kali justru dari cecap tak tereja. Aku terkesima.
Tidak ada tanda-tanda cuaca, mendukung atau berkabung.

Aku lupa meracik bumbu dan bahan baku untuk puisi
agar tergigit  legit. Seperti adonan gula lengket
menjadi permen mainan lidah, manisnya, perjumpaan
dan kisah indah di dalamnya, untuk dijilat dan dikulum lembut.
Hingga lama aku termangu.  Tanpa terasa sisa hidup makin sulit
pun alangkah sukar sekadar berkelit.

Aku bertanya perihal puisi padamu, agar  tak mudah basi.
Kini kumenulis tak lagi berbekal rasa-rumangsa.  Tapi coretan suram
dari ceceran jejak logika, tanpamu. Langit, awan, dan padang terbuka.
Itu semacam kata-kata langka, ucap-sapa, lepas mengawang
bersayap, tersembunyi, gelap.

Bandung, 11 November 2017

Gambar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline