Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Menghadiri Kompasianival 2017, Merayakan Ultah

Diperbarui: 21 Oktober 2017   05:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menghadiri Kompasianival 2017, Merayakan Ultah

Saya ingin menulis pendek saja. Tentang tiga hal, yaitu kompasianival, ulang tahun, dan buku kumcer. Kompasianival 2017 diselenggarakan Sabtu besok. Seharian penuh dari pagi hingga malam hari. Acaranya padat, penuh gebyar dan bermutu. Nama-nama beken generasi lalu dengan generasi kini dipertemukan. Sebuah ide gemilang. Namun saya tidak hafal siapa saja mereka, karena memang tidak mengikuti sejak awal.

Demikian pun meski mungkin terlambat, saya insya Allah akan datang ke Jakarta. Kalau lancar jarak Bandung -- Jakarta dapat ditempuh tiga sampai empat jam. Namun jarak itu juga berarti waktu, biaya, dan kesempatan yang harus  saya perjuangkan. Nah kali ini mudah-mudahan tidak terkendala.

Subyektivitas, Kumcer

Soal siapa saya hingga merasa penting ikut hadir dalam Kompasianival esok semata subyektivitas penilaian saya sendiri. Sebenarnya selama tiga setengah tahun menjadi Kompasianer, tidak banyak yang saya kenal. Juga kurang sekali aktivitas saya dalam menulis, berkomentar, serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan Kompasiana. Saya warga biasa-biasa saja di sana, warga centang hijau abadi, dengan jumlah tulisan baru 400 judul/postingan.

Hal yang membuat saya bersemangat untuk datang karena penyelenggaraan Kompasianival tahun ini bertepatan dengan hari Sabtu. Dan hari Sabtu besok kebetulan tanggal 21 Oktober 2017. Apanya yang aneh? Sangat tidak dinyana dan diguna hari itu merupakan hari kelahiran saya. Enam puluh tahun lalu, tepatnya hari Senin Wage lahir bayi mungil berkelamin laki-laki yang dikemudian hari sosoknya menjadi saya.

Artinya, bahwa hari itu saya merayakan hari ulang tahun. Dan pada saat yang sama Kompasiana menyelenggarakan Karnival akbar. Tidak berlebihan bila saya merasa seperti dirayakan (sengaja atau tidak sengaja), dan pasti saya senang-senang saja. Semua acara dari pagi sampai malam hari yang hebat-hebat itu tak lain untuk memeriahkan keberadaan saya.

Kalau ada sesama Kompasianer yang juga berulang-tahun pada 21 Oktober besok maka kami harus rela berbagi perasaan bahagia. Atau sebaliknya justru mendapatkan kehadiaan yang berlipat-lipat besarnya. Ternyata bukan saya satu-satunya. Beberapa teman lain dari ratusan ribu Kompasianer yang resmi terdaftar, pasti berultah pula besok, walau tidak semua dapat berkumpul di Jakarta.

Ahya, tentu semua obrolan di atas sebatas dalam perasaan saya saja. Jangan diambil hati, apalagi lalu dibilang ke-ge-er-an. Jangan. Biarkan saya nikmati sendiri perasaan dan kebahagiaan saya itu.

Demikian pun sebenarnya saya punya kejutan sendiri yang lain. Bikin kejutan untuk diri sendiri? Aneh. Saya pada dua minggu lalu tiba-tiba punya rencana: mengapa tidak membuat kado kecil untuk diri sendiri? Bentuknya apa? Ya, sebuah buku cukuplah, buku kumpulan cerita pendek (kumcer). Kenapa tidak?

Maka malam itu saya berkomunikasi dengan bandar penerbitan yang menggawangi Peniti Media, di Pondokgede. Pak TS namanya. Ia senior dan dedengkot literasi yang 'tak asing' lagi. Alias sudah 'pribumi' sekali.. hehe. Dalam bahasa Sunda (sepengetahuan saya) kata 'pribumi' punya rasa bahasa 'pemilik/tuan rumah'. Dan rencana saya itu mendapatkan lampu hijau.

Maka segera saya kumpulkan 29 judul cerpen yang pernah saya posting dari tahun 2014 hingga 2017. Maka saya berkutat dengan typo, salah logika, kalimat bertele-tele, ceria asal-asalan, dan banyak lagi. Maka semampunya saya benahi. Saya pilih temanya hampir sama, tentang keluarga dan pasangan suami-isteri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline