Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Puisi I Menyatukan Beda itu Indah

Diperbarui: 21 Maret 2017   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suku-suku di indonesia

1/
 Kawanku luka, karibmu rebah tanpa nyawa
 perempuan terbaring tinggal nama, bayi meratap
 Hari ini atau kelak peradaban runtuh, berlarian
 demo menjadi rusuh, perang parah, sekejap jarah

Itu kalau kau kira menyulam beda itu mudah
 lama kita saling bersisihan, berselisih remah
Kadang mengantri saling hormat, bukan berebut
mestinya sesiapa adalah kita, bernilai sama

2/
 Tapi politik hari ini bermakna tunggal kutukan beringas
Dalam kata-kata, seribu toa, di dinding  dan media
 Tiap frasa menghunus belati dengan ancam mati
Pada ruang publik tawuran menjadi sarapan pagi

Apakah kita menyimpan yakin perlunya kalkulasi
 biaya sosial apa bila pecah tak terbeli
 Juga para jagoan itu, merekalah pecundang
 pun korban. Lalu siapa sebenarnya pembunuh siapa

3/
 Maka bila ada relawan pengais masalah
 memformat sederhana pada ruang-ruang bicara
 Politik menempatkan tiap mereka dalam peran apa
tak sulit mungkin layaknya kita berbagi beda

Biarkan para penggerutu makan kutu
Tinggalkan para pemabuk kena timpuk
Tiap masalah haruslah dibedah, dibenah
Mulai dari mana saja, menyatukan beda itu indah!
Sekemirung. 19 Maret 2017

Sumber gambar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline