Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Puisi I Tiada Beda, dan Mimpi yang Tercabik

Diperbarui: 21 Maret 2017   20:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

malam pergantian tahun 2016 - 2017 (Gambar : CNN Indonesia)

1/

Tiada Beda, Hari ini dengan Kemarin

rasanya tiada beda hari ini
mungkin saja dibandingkan dengan kemarin
kecuali harap makin tinggi melambung
resah makin dalam berkabung

tiada beda langit siang hari ini
manakala kuamati awan dan matahari
serupa waktu merambat lewat
kecuali semua tantang lepas tak terjawab

hidup merenda semua dengus dan dengki
pohonan meranggas di awal kemarau
mungkin ini yang kelak berbeda
kering menjadi ladang semai ragu juga was-was

begitukah tabiat umur cepat merambat
tahun demi tahun terus berguguran
haruskah kurayakan jelang enam puluh
tak cukupkah petasan memupus debar hati

semalam pesta itu untuk siapa saja
pergantian bersenandung kemenangan
bagi yang tak terbuang
terompet dan kembang api, musik dan makan

tiada beda hari ini dengan kemarin memang
tapi kenapa rambut ini makin keperakan
pandang memudar untuk menyiasati warna
mungkin bahkan lidah tak sepenuh berselera

hari ini milik para penjaga masa depan
dan biarlah masa lalu milikku
biar kupeluk erat untuk kuat bertahan
sampai nanti ada yang merenggutnya paksa
Sekemirung,  1 Januari 2017

2/
Mimpi yang Tercabik

tidurku bergelut dengan sepotong mimpi
aku terkapar ditikamnya
saat itu tendang dan tinjuku ditepisnya keras

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline