Kalau saja Pak Polisi tidak cukup sabar pasti sudah ganti balas menghantam tubuh perempuan berhijab yang terus memukulinya itu di Jatinegara, Jakarta Timur. Minimal meringkus pelaku untuk diproses lebih lanjut, karena perempuan yang mengaku pegawai MA itu telah menyerang petugas. Dan kesabaran Aiptu Sutisna berbuah manis. Ia mendapatkan penghargaan langsung dari Kapolda Metro Jaya (14/12/2016) (sumber)
Macet, Marah
Kemajuan kota ditandai dengan kemacetan lalu lintas. Dan jangan tanya lagi tingkat keparahan kemacetan di jalan-jalan di ibukota negara, Jakarta. Maka selain banyak waktu, tenaga dan biaya terbuang di jalan; banyak orang menjadi stres, marah, bahkan terkena gangguan kejiwaan.
Bagaimana kondisi kejiwaan para pengguna jalan yang tiap hari terjebak macet parah itu kiranya dapat diwakili oleh seorang Dora, yang mengaku pegawai Mahkamah Agung, dengan umpatannya kepada Pak Polisi.
Dan bagi setiap pengguna jalan siapapun, urusan macet selalu ditimpakan kepada polisi lalu-lintas. Jengkel, marah, bahkan umpatan spontan terlontar (meski di dalam kaca mobil tertutup rapat). Namun berbeda sekali dengan Dora. Agaknya arogansi institusionalnya meletup, dan hal itulah yang ditambahkannya sebagai pembenar memaki Aiptu Sutisna.
Menganiaya, Membunuh – Dibunuh
Lain di Jakarta, lain pula berita di Kabupaten Sabu Raijua (Nusa Tenggara Timur) dan Bandung (Jawa Barat). Peristiwa yang tiba-tiba terjadi, dan tidak diketahui ujung pangkalnya berlangsung di provinsi yang berbeda. Dua peristiwa itu berupan penganiyaan mengggunakan senjata tajam oleh orang dewasa pada siswa SD; serta penikaman membabi buta yang menyebabkan seorang diantara korban tewas.
Diduga akibat stress seorang pria yang belum diketahui identitasnya menyerang dan melukai tujuh orang anak SD Negeri 1 Seba Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (13/12/2016) . (sumber)
Sementara itu di Jalan Baturengat Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung, terjadi peristiwa penusukan membabi-buta Selasa (13/12/16). Akibatnya delapan orang menjadi korban, satu orang korban meninggal dunia diketahui bernama AOS (51). Pelaku, MAG (19) diamankan beberapa saat kemudian. Polisi masih mendalami motif di balik peristiwa tersebut. (sumber)
Masih terakit dengan penganiayaan di Nusa Tenggara Timur (NTT), tersangka utama tewas setelah diamuk massa yang memaksa masuk ke ruang tahahan Polsek Sabu Barat, Selasa (13/12/2016).. (sumber)
Penutup
Murka dan stress terjadi di mana-mana oleh banyak sebab. Dora yang murka belakangan mengaku mengalami masalah cicilan yang membengkak. Meski berhijab, jelas Dora bukan contoh yang baik untuk kemampuan bersabar.
Sedangkan pelaku di Cigondewah dan Sabu Raijua diduga karena stress. Ekspresi yang berbeda mereka lakukan. Dari yang demonstratif di jalan raya dan sempat direkam video seorang warga, sampai pada yang tak jelas ujung-pangkalnya tiba-tiba berlaku brutal.
Beruntung masih ada seorang Aiptu Sutiswa, yang sabar dan rasional menghadapi persoalan dalam tugasnya. Ia mengalah dan pasang badan kalau ada rasa marah pengguna jalan pada diri dan institusinya. Seragam dinas yang diacak-acak dan koyak oleh tangan Dora tidak membuatnya kehilangan kebanggaan pada profesinya. Sebab jika tidak, maka terjadilah pembalasan brutal dan massal mematikan pada pelaku penganiayaan seperti yang terjadi di NTT.