Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Dimas Kanjeng antara Fakta dan Fiksi dan Kearifan Lama

Diperbarui: 29 September 2016   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dimas Kanjeng ditangkap Polda Jatim | Sumber gambar : http://www.tribunnews.com/nasional/2016/09/28/banyak-jenderal-berusaha-gandakan-uang-di-dimas-kanjeng

Jupri Makiprit sempat beberapa kali tersesat. Ia begitu yakin bakal segera ketemu dengan alamat yang dituju. Maka ia menyewa sepeda motor. Sendirian saja. Setelah menyerahkan KTP dan uang sewa seratus ribu sehari, ia pun ngebut dengan motor sewaan ke alamat yang sudah ditulisnya di selembar kertas yang mulai kumal karena keringat dan remasan gemas

Tujuannya sangat gampang dan gamblang: Padepokan Dimas Kanjeng di Desa Wangkal, Kec Gading, Kab Probolinggo, Jatim. Tujuannya bertemu dengan Dimas Kanjeng sang pimpinan padepokan yang legendaris itu. Jupri Makipirit berbekal peta pula, meski peta ala kadarnya yang dibawanya dari sebuah kota di luar Jawa sana. 

“Betul, Mbak, ini alamat ke arah sini?” tanya Jupri sambil menunjukkan kertas yang berisi peta.

“Sampeyan mau ke mana sebenarnya, Pakde? Kalau ke sana terus sampai di hutan karet, belok kiri ke gunung, sedangkan belok kanan ke pekuburan umum. . . . .!” ujar seorang gadis penjual pecel keliling.

“Saya mau ke desa Wangkal. . . .!”

“Salah! Kembali lagi saja, sudah kelewat agak jauh. Nanti kalau sampai perempatan gedong duwur berhenti saja. Tunggu sampai maghrib, bakal banyak orang beriring-iringan ke suatu tujuan. Ikuti saja. Mereka semua akan ke padepokan Dimas Kanjeng. . . . !”

“Mau apa mereka itu?” Jupri penasaran.

“Kalau tujuan Pakde ke sana mau apa?” tanya balik si gadis yang membuat Jupri gelagapan. Tidak mau berdebat, ia segera ia mengambil selembar uang lima pluh ribu rupiah dan menyerahkannya  kepada si gadis hitam berkeringat itu. “Terimakasih ya, doakan saya mujur jadi oang kaya-raya . . . . . .”

Gadis itu,  Saminem namanya, kembali melangkah untuk menjajakan dagangannya sambil membatin : “Satu orang lagi bakal terkecoh oleh akal bulus Dimas Kanjeng. Kalau benar ia mampu menggandakan uang pasti orang-orang se Probolinggo dulu yang kaya raya. . . .!”

***

Cerita di atas hanya fiksi saja soal Dinas Kanjeng. Ia ditangkap Polisi Polda Jatim karena diduga melakukan tindak penipuan. Selama ini tidak sedikit orang yang datang untuk membuktikan kebenaran kemampuannya. Dan ternyata banyak yang percaya, dan karena itu mau dengan suka rela menyerahkan uangnya untuk digandakan. Mereka datang dari berbagai pelosok tanah air.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline