[caption caption="bermedia sosial rasa koran"][/caption]
Sumber gambar: http://www.papillion-sanitation.com/news/list/
Hobi membaca koran rupanya terbawa-bawa ketika -karna tuntutan zaman- saya harus internetan, khususnya di facebook dan nge-blog Di Kompasiana. Meski sudah menahan diri untuk konsisten berperilaku jadul mengikuti kepatutan umur, akhirnya kalah juga oleh rongrongan rasa ingin tahu dan ingin menulis.
Maka jadilah saya sebagai salah satu warga di media sosial itu dengan cara dan gaya yang tak berubah –gaptek, formal, dan emoh dipaksa-paksa karena menggunakan personal computer (pc) hanya kapan mau saja-.
Gegar budaya, atau apa namanya itu, yang menjadikan saya sampai detik ini tidak habis pikir –alias bingung bin ora mudeng blas- kenapa banyak foto orang nyengir di facebook dan blog. Tambah bingung lagi, karena tampak sekali betapa rasa percaya diri si pemilik akun itu luar biasa besar.
Terkait dengan pernyataan hobi membaca koran pada alinea pertama di atas, lantas apa yang terasa kurang sreg dan mengganjal di hati ini? Setelah merenung dan menyimak kembali banyak tulisan sendiri maupun tulisan orang lain, saya dapatkan tiga hal penting, yaitu caption, copas, dan comment.