Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Kucing Hitam dan Bayangan Mang Dadap

Diperbarui: 12 September 2015   07:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="kucing hitam"] [/caption]

1/
Merinding juga aku jadinya
Tanah makam itu terbuka, dan dari dalamnya
Seekor kucing hitam melompat keluar
 
Muncul banyak tanya, benarkah Mang Dadap
Menjelma kucing, atau justru kucing itu
Yang telah  mengoyak dan mencabik sisa jasadnya
 
Hari rembang petang kala itu
Dan si kucing terus mengeong nyaring pada tiap pintu
Seolah ia bercerita sesuatu, tak jelas apa yang dia  mau
 
2/
Dulu Mang Dadap jagoan kampung tua itu
Semua urusan dari rejeki hingga jodoh menjadi urusannya
Dan ujungnya memang pemerasan, suka atau tidak-suka
 
Isteri lima tapi tak ditampiknya siapa yang datang
Membawa anak gadis atau jandanya pengganti utang
Mang Dadap terlalu perkasa untuk mangkir soal kelelakian
 
Lalu geram buldoser menerjang, bekhoe merontokkan
Kampung pinggir kali itu lumat rata tanah, para jagoan menyingkir
Tingggal Mang Dadap yang menghadang, dan terkapar
 
3/
Itu bukan ulah petugas yang beringas, melainkan dampak oplosan
Ia memilih pergi karena merasa tak lagi punya nyali
Semua yang tersandang dicopoti, dan berakhir tragis disini

Dan kucing hitam itu melompat dalam gelap
Seseorang melihatnya melintas, hawa kematian menebar
Namun cerita Mang Dadap tinggal menjadi bahan tertawaan

Dan suatu ketika kelak kawasan itu menjelma taman kota
Bila purnama penuh, bayangan Mang Dadap datang mengendap
Menenteng bangkai kucing hitam, setia menakuti para penakut

 

Bandung,  6 September 2015

---

Sumber gambar: http://www.kaskus.co.id/thread/51c078440975b4366f000000/beberapa-mitos-tentang-kucing-yang-masih-dipercaya?goto=newpost

Simak tulisan sebelumnya:

  1. jadilah-orang-gila-agar-selalu-sehat
  2. ultah-ke-53-tvri-membandingkan-dan-berbaik-sangka
  3. tidak-ada-kata-hanya-dalam-menulis-untuk-para-penulis-buku-harian

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline